Jayapura (Antara Papua) - Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut omzet pasar tapal batas RI-PNG di Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua, mencapai Rp25,8 milliard setiap tahun.

"Setiap tahun pasar yang 90 persen pembelinya adalah warga PNG meraup omzet Rp 25,8 miliar," kata Lukas dalam sambutannya pada peresmian pos lintas batas negara (PLBN) Skouw, Kota Jayapura, Selasa.

Ia mengatakan pasar yang berlokasi sekitar 200 meter dari PLBN Skouw menjual berbagai jenis komoditas baik garmen, barang-barang elektronik maupun kebutuhan sehari-hari, dan pembelinya mayoritas warga PNG yang sengaja datang untuk berbelanja.

Perbatasan antara RI-PNG membentang 865 km dari utara hingga selatan Papua dan melintasi lima kota dan kabupaten.

Kelima kota dan kabupaten di Papua yang berbatasan langsung dengan PNG itu adalah Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Pegunungan Bintang, Boven Digul dan Kabupaten Merauke.

Walaupun tercatat lima kabupaten dan kota di Papua yang berbatasan dengan PNG namun baru satu yang memiliki pos lintas batas yakni di perbatasan yakni di Skouw, Jayapura.

Sedangkan empat daerah lainnya hingga kini belum memiliki pos lintas batas, kata Gubernur Enembe seraya berharap pos serupa juga dibangun di empat kabupaten yang juga berbatasan dengan PNG.

Dari kelima kabupaten dan kota yang berbatasan langsung dua di antaranya juga berbatasan laut yaitu Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke, namun keduanya belum memiliki pos lintas batas laut.

"Mudah-mudahan pemerintah segera membangun baik pos lintas batas darat maupun laut," ujar Lukas Enembe. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024