Jayapura (Antara Papua)- Sejumlah warga yang mengantar sanak keluarganya untuk mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, menyesalkan penutupan Instalasi Gawat Darurat oleh manajemen rumah sakit pascakericuhan pada Rabu (10/5) malam.

"Saya menyesalkan adanya penutupan ruang IGD RSUD Abepura ini," kata Robertus Banga, salah satu warga Jayapura yang mengantarkan anaknya ke IGD RSUD Abepura, Kamis sore.

Menurut dia, anaknya yang bernama Iriana Banga menderita sesak nafas sehingga dilarikan ke IGD RSUD Abepura yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

Namun, petugas RSUD Abepura memintanya agar anak itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura.

"Kami berharap Direktur RSUD Abepura bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah agar IGD bisa dibuka untuk melayani pasien," ujarnya.

Hal serupa disampaikan Klemen, warga Kota Jayapura lainnya, saat mengantar keluarganya yang sakit ke RSUD Abepura dengan harapan mendapat pertolongan dan pelayanan medis.

Namun, ketika mereka tiba di kompleks rumah sakit mereka melihat ruang IGD ditutup, dan tidak ada petugas yang melayani.

Sejak pagi hingga malam, manajemen RSUD Abepura menutup ruang IGD rumah sakit itu, pascakericuhan yang ditimbulkan sanak keluarga Derta Murib (16), pasien yang meninggal di rumah sakit itu, Rabu (10/5) malam.

Sebelumnya, Direktur RSUD Abepura, Niko Barend mengatakan pekerja di rumah sakit yang dipimpinya membutuhkan jaminan keamanan pascakerusuhan yang ditimbulkan sanak keluarga Derta Murib.

"Kita sementara masih tunggu jaminan keamanan dari aparat kepolisian karena tadi malam dokter, perawat dan petugas lainnya dipukuli oleh keluarga pasien yang meninggal," kata Niko.

Menurut dia, dokter yang bertugas di UGD di rumah sakit yang dipimpinnya itu umumnya perempuan, hanya satu orang dokter yang laki-laki.

"Mereka merasa ketakutan semua, baru kejadian seperti ini bukan baru saja terjadi tapi sering terjadi tapi tidak seperti ini, tadi malam yang parah," ujarnya. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024