Timika (Antara Papua) - Tokoh masyarakat Papua Michael Manufandu menegaskan bahwa peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada 20 Mei mendatang menjadi momentum penting dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari berbagai macam latar belakang suku, agama, ras, golongan dan bahasa.

Dihubungi dari Timika, Rabu, Manufandu mengatakan bangsa Indonesia dewasa ini menghadapi ujian sangat berat akibat memudarnya semangat persatuan dan kesatuan lantaran masing-masing kelompok dan golongan lebih mengutamakan kepentingan masing-masing.

"Di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk suku, bahasa, agama dan ras, nilai-nilai kebangsaan yang sejak awal menjadi dasar pembentukan negara Indonesia harus terus-menerus dipelihara, dipupuk dan ditingkatkan. Tentu pemerintah memiliki peran yang sangat besar untuk memelihara dan menjamin adanya rasa persatuan dan kesatuan nasional itu," kata Manufandu.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk negara Kolumbia itu meminta para Gubernur, Bupati dan Wali Kota di setiap daerah ikut bertanggung jawab dalam upaya menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan Indonesia agar generasi baru memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai berbangsa dan bernegara.

"Kalau generasi muda kita sejak dini ditanamkan nilai-nilai kebangsaan, maka tentu mereka tidak mudah diadu-domba oleh kepentingan dan paham-paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tapi kalau generasi muda kita tidak pernah diberikan pendidikan nilai-nilai kebangsaan, mereka sangat gampang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda pandangan dan ideologi kita," jelas Manufandu.

Sehubungan dengan itu, katanya, peranan lembaga pendidikan dan organisasi kepemudaan sangat diharapkan untuk menanamkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa di kalangan generasi muda.

Manufandu yang pernah menjabat staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menilai kesadaran kebangsaan di kalangan masyarakat Papua kini semakin hari semakin meningkat.

Sebagai bukti, katanya, dewasa ini masyarakat asli Papua sudah tidak lagi merasa terasing dalam pergaulan dan interaksi sosial di tengah komunitas yang berbeda-beda suku, agama, golongan, dan bahasa.

"Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari kita di Papua bahwa hubungan sosial antarsuku, agama dan golongan itu semakin intim dan harmonis. Itu dimulai dari lingkungan dimana masyarakat itu bermukim. Apalagi di kalangan anak-anak kita. Mereka hidup dan bertumbuh bersama tanpa merasa berbeda satu dengan yang lain. Saya kira ini sesuatu yang baik dan patut kita apresiasi," ujar Manufandu.

Ia berharap berbagai kejadian yang muncul belakangan ini terutama di DKI Jakarta dan berbagai daerah lainnya selama proses Pilkada, bahkan pascaPilkada dapat menumbuhkan kesadaran kita semua sebagai satu warga bangsa Indonesia akan pentingnya persatuan dan kesatuan.

"Apa yang terjadi di DKI Jakarta dan daerah-daerah lain di Indonesia akhir-akhir ini semoga dapat membuka mata kita semua untuk memelihara persatuan dan kesatuan itu. Tanpa itu, kita bisa tercerai-berai. Jangan kita tonjolkan perbedaan-perbedaan yang kita miliki yang membuat negara bangsa Indonesia ini bisa menjadi retak. Tapi mari kita bangun persatuan dan kesatuan dari berbagai macam latar belakang yang berbeda-beda itu," imbau Manufandu. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024