Timika (Antara Papua) - PT Freeport Indonesia telah menyelesaikan pembangunan Lapangan Terbang Anggoinggin di Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, Mimika dan pengoperasiannya nanti diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Community Relations and Human Rights Arnold Kayame, di Timika, Jumat, mengatakan Lembah Aroanop dengan kondisi geografis yang bergunung-gunung sangat potensial untuk pengembangan usaha pertanian dan perkebunan, seperti kopi, teh dan sayur-mayur.
Operasional Lapter Anggoinggin Aroanop dalam waktu dekat memungkinkan setiap saat ada pesawat terbang yang singgah, sehingga hasil-hasil pertanian masyarakat bisa diangkut untuk dijual ke Timika.
"Melihat kondisi lahan di Aroanop yang sangat subur maka nantinya teman-teman kami dari bidang community affairs akan terus mendorong masyarakat mengembangkan komoditas-komoditas yang cocok, sehingga bisa memanfaatkan jalur penerbangan yang ada," kata Arnold.
Menurut dia, kemudahan akses penerbangan dari dan ke Aroanop hanya ditempuh 15 menit dari Timika nantinya tidak saja menjadi solusi permanen mengatasi kesulitan transportasi selama ini, tetapi juga sekaligus dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah itu.
"Kami harapkan ke depan masyarakat Aroanop tidak saja menggantungkan pasokan bahan kebutuhan pokok dari Timika, tetapi mereka juga bisa menjual hasil pertanian ke kota agar ada pendapatan untuk membiayai anak-anak bisa sekolah. Kami akan membicarakan serius soal pengembangan komoditas kopi dan teh di sekitar area Lapangan Terbang Anggoinggin Aroanop," kata Arnold.
Kepala Distrik Tembagapura Marthinus Nuboba menyebutkan terdapat lebih dari 3.000 penduduk Suku Amungme yang mendiami Lembah Aroanop dan rata-rata mata pencahariannya sebagai petani tradisional.
Secara administratif Desa Aroanop sekarang sudah dimekarkan menjadi empat kampung (desa), yaitu Aroanop, Jagamin, Baluni, dan Anggoinggin.
Selama ini pelayanan transportasi ke Aroanop hanya bisa dijangkau dengan helikopter Airfast milik PT Freeport.
"Yang bisa menggunakan helikopter hanya dibatasi untuk kepala-kepala suku atau karyawan yang memiliki kartu identitas atau kalau ada pasien sakit gawat darurat. Semua bahan kebutuhan pokok masyarakat diangkut dengan helikopter, sehingga biayanya sangat mahal," ujar Marthinus pula.
Kondisi seperti itu membuat sebagian besar masyarakat Aroanop selama ini hidup terisolasi.
Warga bisa berjalan kaki ke Kota Tembagapura menyusuri lereng-lereng gunung yang terjal dan menanjak dengan waktu tempuh sekitar 4-6 jam dari Aroanop.
"Kondisi yang serba sulit itulah membuat masyarakat sangat berharap Lapter Anggoinggin segera bisa beroperasi agar selalu ada pesawat terbang datang ke sana setiap saat untuk mengangkut masyarakat dan barang-barang kebutuhan mereka," kata Marthinus.
Kepala Kampung Jagamin Thomas Omaleng mengatakan masyarakat setempat sangat antusias setelah PT Freeport membangun fasilitas lapangan terbang di kampung mereka.
Pada Kamis (29/6), pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter melakukan uji pendaratan (test landing) di Lapangsn Terbang Anggoinggin Aroanop dengan hasil sangat memuaskan.
"Kami sangat berharap lapangan terbang ini segera beroperasi, sehingga masyarakat Aroanop bisa pergi pulang Timika-Aroanop dengan lancar," kata Thomas yang merupakan kerabat dekat Bupati Mimika Eltinus Omaleng. (*)
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Community Relations and Human Rights Arnold Kayame, di Timika, Jumat, mengatakan Lembah Aroanop dengan kondisi geografis yang bergunung-gunung sangat potensial untuk pengembangan usaha pertanian dan perkebunan, seperti kopi, teh dan sayur-mayur.
Operasional Lapter Anggoinggin Aroanop dalam waktu dekat memungkinkan setiap saat ada pesawat terbang yang singgah, sehingga hasil-hasil pertanian masyarakat bisa diangkut untuk dijual ke Timika.
"Melihat kondisi lahan di Aroanop yang sangat subur maka nantinya teman-teman kami dari bidang community affairs akan terus mendorong masyarakat mengembangkan komoditas-komoditas yang cocok, sehingga bisa memanfaatkan jalur penerbangan yang ada," kata Arnold.
Menurut dia, kemudahan akses penerbangan dari dan ke Aroanop hanya ditempuh 15 menit dari Timika nantinya tidak saja menjadi solusi permanen mengatasi kesulitan transportasi selama ini, tetapi juga sekaligus dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah itu.
"Kami harapkan ke depan masyarakat Aroanop tidak saja menggantungkan pasokan bahan kebutuhan pokok dari Timika, tetapi mereka juga bisa menjual hasil pertanian ke kota agar ada pendapatan untuk membiayai anak-anak bisa sekolah. Kami akan membicarakan serius soal pengembangan komoditas kopi dan teh di sekitar area Lapangan Terbang Anggoinggin Aroanop," kata Arnold.
Kepala Distrik Tembagapura Marthinus Nuboba menyebutkan terdapat lebih dari 3.000 penduduk Suku Amungme yang mendiami Lembah Aroanop dan rata-rata mata pencahariannya sebagai petani tradisional.
Secara administratif Desa Aroanop sekarang sudah dimekarkan menjadi empat kampung (desa), yaitu Aroanop, Jagamin, Baluni, dan Anggoinggin.
Selama ini pelayanan transportasi ke Aroanop hanya bisa dijangkau dengan helikopter Airfast milik PT Freeport.
"Yang bisa menggunakan helikopter hanya dibatasi untuk kepala-kepala suku atau karyawan yang memiliki kartu identitas atau kalau ada pasien sakit gawat darurat. Semua bahan kebutuhan pokok masyarakat diangkut dengan helikopter, sehingga biayanya sangat mahal," ujar Marthinus pula.
Kondisi seperti itu membuat sebagian besar masyarakat Aroanop selama ini hidup terisolasi.
Warga bisa berjalan kaki ke Kota Tembagapura menyusuri lereng-lereng gunung yang terjal dan menanjak dengan waktu tempuh sekitar 4-6 jam dari Aroanop.
"Kondisi yang serba sulit itulah membuat masyarakat sangat berharap Lapter Anggoinggin segera bisa beroperasi agar selalu ada pesawat terbang datang ke sana setiap saat untuk mengangkut masyarakat dan barang-barang kebutuhan mereka," kata Marthinus.
Kepala Kampung Jagamin Thomas Omaleng mengatakan masyarakat setempat sangat antusias setelah PT Freeport membangun fasilitas lapangan terbang di kampung mereka.
Pada Kamis (29/6), pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter melakukan uji pendaratan (test landing) di Lapangsn Terbang Anggoinggin Aroanop dengan hasil sangat memuaskan.
"Kami sangat berharap lapangan terbang ini segera beroperasi, sehingga masyarakat Aroanop bisa pergi pulang Timika-Aroanop dengan lancar," kata Thomas yang merupakan kerabat dekat Bupati Mimika Eltinus Omaleng. (*)