Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua terus melakukan koordinasi dengan Dinkes Kabupaten Yahukimo terkait kasus kematian 38 warga di Distrik Samenage dalam kurun waktu Mei-Agustus 2017 pekan lalu.

Kepala Dinkes Papua Aloysius Giyai, di Jayapura, Jumat, mengemukakan bahwa pihaknya telah melaksanakan tanggap darurat terhadap masalah ini dan terus berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Yahukimo untuk memenuhi kebutuhan bidan di Distrik Samenage baik kebutuhan obat-obatan, bahan habis pakai, makanan tambahan dan ketersediaan tenaga.

Menurut dia, koordinasi juga dibangun dengan kementerian/lembaga, lembaga keagamaan, lembaga adat serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam memberi dukungan dan pendampingan bagi Kabupaten Yahukimo.

"Kami juga melakukan pendampingan dalam penyusunan metodologi dan perencanaan, pembiayaan evaluasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Yahukimo untuk triwulan keempat tahun 2017 dan Program Kegiatan di tahun 2018," ujarnya lagi.

Selanjutnya, kata dia pula, melakukan "take over" sejumlah program/kegiatan yang dianggap "urgen" guna memutus mata rantai kematian ini, seperti menyiapkan fasilitas rujukan dengan menggunakan penerbangan keagamaan yakni melalui Program Kartu Papua Sehat (KPS).

Penyediaan fasilitas perawatan pasien rujukan baik di rumah sakit milik pemerintah provinsi maupun pada rumah sakit rujukan nasional dengan menggunakan Program KPS, serta mendukung penyediaan tenaga wajib kerja dokter spesialis (WKDS) melalui program dari Kementerian Kesehatan.

Kemudian, kata dia lagi, penyediaan tenaga tertentu di distrik yang sulit melalui program satuan tugas (satgas) kesehatan kaki telanjang.

"Khusus untuk Kabupaten Yahukimo, tahun ini ditempatkan dua tim kaki telanjang namun bukan di Distrik Samanege. Pada 2018 Distrik Samenage akan menjadi prioritas penempatan Satgas Kesehatan Kaki Telanjang," ujar dia lagi.

Sebelumnya, sebanyak 38 warga di Distrik Semenage, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua dilaporkan meninggal dunia dalam kurun waktu Mei-Agustus 2017 karena sakit, dan tidak mendapat pelayanan kesehatan yang diperlukan. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024