Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Jayapura berkomitmen bersama menangani pasien rujukan yang mengantongi Kartu Papua Sehat dan Kartu Indonesia Sehat yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
"Kami ada komitmen bersama dalam rapat tadi antara Dinkes Papua dan KKP Jayapura, kami akan singkronisasi, kolaborasi, dengan Dinas Kesehatan terutama dalam hal rujukkan pasien," kata Kadinkes Papua drg Aloysius Giyai MKes, di Jayapura, Kamis.
Menurut dia, komitmen bersama itu disepakati dalam momentum sosialisasi gangguan indera dan fungsional dalam rangka jejaring surveilans di pelabuhan Jayapura yang digelar oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Jayapura, di salah satu hotel ternama di Jayapura.
Kedepan, kata dia, KKP Jayapura akan membantu dalam hal rujukkan pasien terutama pasien kartu Papua sehat (KPS) dan BPJS Kesehatan, dari daerah-daerah di Papua.
"Begitu pasien sampai di bandara atau di pelabuhan, KKP Jayapura yang akan mengantar pasien itu sampai di fasilitas layanan kesehatan, dan itu sangat luar biasa," ujarnya.
Hal tersebut, kata Aloysius, sering menjadi masalah bagi keluarga-keluarga pasien yang dirujuk.
Melalui momentum sosialisasi itu, KKP Jayapura menghadirkan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, dr H.M.Subuh dan jajarannya, yang mengangkat masalah mata dan pendengaran yang difokuskan di pelabuhan dan bandara.
Upaya tersebut juga akan disingkronkan dengan Dinkes Provinsi Papua dan kabupaten/kota di Papua.
"Kami memberikan apresiasi dan berterima kasih atas penyelenggaraan koordinasi dan sosialisasi ini karena kita tahu bersama bahwa penyakit mata di Papua cukup tinggi, tapi juga penyakit-penyakit tidak menular juga cukup tinggi di Papua," ujar Subuh.
Ia menambahkan, dengan berkembangnya teknologi, modernisasi, makanan yang sudah mulai didominasi dengan lemak yang banyak itu meningkatkan penyakit tidak menular semakin banyak.
"Ini sangat baik, karena dalam momentum ini banyak disampaikan masalah pendengaran kalau bekerja ditempat yang bisingnya tinggi," ujarnya. (*)
"Kami ada komitmen bersama dalam rapat tadi antara Dinkes Papua dan KKP Jayapura, kami akan singkronisasi, kolaborasi, dengan Dinas Kesehatan terutama dalam hal rujukkan pasien," kata Kadinkes Papua drg Aloysius Giyai MKes, di Jayapura, Kamis.
Menurut dia, komitmen bersama itu disepakati dalam momentum sosialisasi gangguan indera dan fungsional dalam rangka jejaring surveilans di pelabuhan Jayapura yang digelar oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Jayapura, di salah satu hotel ternama di Jayapura.
Kedepan, kata dia, KKP Jayapura akan membantu dalam hal rujukkan pasien terutama pasien kartu Papua sehat (KPS) dan BPJS Kesehatan, dari daerah-daerah di Papua.
"Begitu pasien sampai di bandara atau di pelabuhan, KKP Jayapura yang akan mengantar pasien itu sampai di fasilitas layanan kesehatan, dan itu sangat luar biasa," ujarnya.
Hal tersebut, kata Aloysius, sering menjadi masalah bagi keluarga-keluarga pasien yang dirujuk.
Melalui momentum sosialisasi itu, KKP Jayapura menghadirkan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, dr H.M.Subuh dan jajarannya, yang mengangkat masalah mata dan pendengaran yang difokuskan di pelabuhan dan bandara.
Upaya tersebut juga akan disingkronkan dengan Dinkes Provinsi Papua dan kabupaten/kota di Papua.
"Kami memberikan apresiasi dan berterima kasih atas penyelenggaraan koordinasi dan sosialisasi ini karena kita tahu bersama bahwa penyakit mata di Papua cukup tinggi, tapi juga penyakit-penyakit tidak menular juga cukup tinggi di Papua," ujar Subuh.
Ia menambahkan, dengan berkembangnya teknologi, modernisasi, makanan yang sudah mulai didominasi dengan lemak yang banyak itu meningkatkan penyakit tidak menular semakin banyak.
"Ini sangat baik, karena dalam momentum ini banyak disampaikan masalah pendengaran kalau bekerja ditempat yang bisingnya tinggi," ujarnya. (*)