Jayapura (Antara Papua) - Pihak WWF Indonesia menyebut sebanyak tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung pengembangan kawasan ekowisata "Bird Watching Isio Hill's" yang bertempat di kawasan Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

Ketujuh BUMN tersebut terdiri dari PT Telkom Indonesia, PT Garuda Indonesia, PT Bank BNI Tbk, PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT PLN.

WWF Indonesia merupakan organisasi konservasi nasional yang mandiri dan merupakan bagian dari jaringan global WWF (World Wildlife Fund for Nature).

Rizal Malik, CEO WWF Indonesia dalam siaran persnya kepada Antara di Jayapura, Kamis, mengatakan pengembangan ekowisata diharapkan dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat adat di Rhepang Muaif.

"WWF Indonesia mengapresiasi dukungan BUMN, karena melalui inisiatif ekowisata, masyarakat dan pemerintah setempat berkomitmen untuk melindungi sumber daya alam khususnya satwa burung agar terus lestari karena burung-burung tersebut adalah aset daerah yang akan bernilai jangka panjang bila dilestarikan," katanya.

Menurut Rizal, kawasan ekowisata "Bird Watching Isio Hill's" merupakan bentuk pengelolaan ekowisata oleh masyarakat adat secara lestari, di mana sebagai lokasi pemantauan burung, kawasan ini memenuhi dua kriteria penting sebagai syarat Daerah Penting Burung (DPB).

"Yakni terdapat jenis-jenis burung terancam punah seperti jenis Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus), Rajawali Papua (Harpyopsis novaeguineae), Mambruk Victoria (Goura victoria)," ujarnya.

Selain itu, terdapat jenis Cenderawasih Paruh Sabit Paruh Putih (Epimachus bruijnii) yang mendekati terancam (near threatened), juga terdapat jenis-jenis burung sebaran terbatas yang merupakan karakteristik dari suatu bioma tertentu/kawasan Daerah Burung Endemic (DBE).

"Seperti jenis burung Nuriara Pipi-kuning (Psittaculirostris salvadorii) dengan sebaran terbatas di kawasan hutan dataran rendah bagian utara Papua sehingga jenis ini dimasukkan sebagai jenis endemik," katanya.

Dia menambahkan, kini kunjungan wisatawan untuk pemantauan burung baik lokal, nasional maupun manca negara dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang signifikan di mana diharapkan mampu membangun infrastruktur pendukung kegiatan ekowisata dan pengembangan kapasitas masyarakat adat sebagai pengelola. (*)

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024