Wamena  (Antaranews Papua) - Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (Stisip) Amal Ilmiah Yapis Wamena, Papua, optimistis tidak memproduksi sarjana yang sulit diserap di dunia kerja, atau yang sering disebut pengangguran terdidik.

Ketua Stisip Wamena Rudihartono Ismail di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan sejak sekolah tinggi itu dibuka sudah dihasilkan 1.700-an lulusan yang sebagiannya sudah memiliki pekerjaan.

"Kita sudah seribu tujuh ratus sekian, itu sudah terakomodir kurang lebih delapan ratus orang yang menjadi pegawai, jadi ini menandakan bahwa 50 persen itu sudah terserap di dalam dunia ketenagakerjaan, baik swasta maupun negeri," katanya.

Menurut dia, sudah banyak lulusan Stisip yang berkipra di kantor pemerinta sebagai anggota legislatif maupun Bupati di wilayah pegunungan Papua.

Sebagai langkah untuk terus menciptakan sarjana yang nantinya tidak menganggur, sekolah tinggi itu sedang mengusulkan perubahan status menjadi universitas.

"Dengan membuka lima fakultas yang ada, maka harapan kita di sini bisa kita kembangkan universitas yang ada di pegunungan tengah Papua. Apalagi rencana pemerintah daerah akan memekarkan menjadi pegunungan tengah Papua dan itu sudah menjadi suatu cikal bakal bahwa perguruan tinggi di suatu daerah sangat dibutuhkan," katanya.

Ia menambahkan usulan perubahan status dari sekolah tinggi ke universitas sudah disampaikan secara elektronik pada 2015 ke Kementerian Riset, Teknoligi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemendikti).

"Sudah diberikan rekomendasi sehingga kita bisa melanjutkan ke perubahan kelembagaan ini. Rencana kita 2018 sampai 2019 ini sudah terbentuk universitas ini," katanya.  (*)

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024