Jayapura (Antaranews Papua) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg Aloysius Giyai mendorong optimalisasi pengelolaan poliklinik Badan Layanan Umum (BLU) RSUD Nabire, yang telah diresmikan pemanfaatannya oleh Presiden Joko Widodo di Distrik Sriwini Kabupaten Nabire, pada 21 Desember 2017.

"Poliklinik itu harus dioptimalkan pemanfaatannya agar derajat kesehatan masyarakat Papua semakin baik," kata Aloysius di Jayapura, Rabu.

Ia mengatakan Gubernur Papua Lukas Enembe terus berupaya menyediakan fasilitas kesehatan sehingga merealisasikan pembangunan rumah sakit regional di lima wilayah adat.

Salah satunya poliklinik BLU RSUD Nabire, yang diresmikan Presiden Joko Widodo.

"Poliklinik itu boleh dikatakan spektakuler, Presiden Jokowi saja mengaku bahwa bagunan seperti hotel berbintang lima, dan presiden berpesan bahwa penuhi sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas didalamnya," ujarnya.

Menurut Aloysius, fasilitas untuk gedung poliklinik spesialis itu tidak menjadi masalah karena didukung oleh dana alokasi khusus (DAK) bidang kesehatan.

Sementara menyangkut SDM, lanjut dia, memang beberapa dokter spesialis harus dipenuhi, akan tetapi standar minimal pelayanan sudah terpenuhi.

"Sudah ada beberapa dokter spesialis yang masih sekolah, Direktur RSUD Nabire katakan pada Februari 2018 mereka sudah kembali dan bertugas," ujarnya.

Mantan Direktur RSUD Abepura itu mengatakan bukan hanya Nabire, Gubernur Papua telah bertekad untuk membangun rumah sakit di lima wilayah adat yang ada di Provinsi Papua.

"Hanya RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang pembangunannya diambil alih oleh Kementerian Kesehatan," ujar mantan Kepala Puskesmas Koya ini.

Lima wilayah yang dimaksud yakni wilayah adat Mamta, wilayah adat Saireri, wilayah adat Meepago, wilayah adat Ha-Anim dan wilayah adat Lapago.

Wilayah adat Mamta meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom dan Mamberamo Raya.

Selanjutnya, wilayah adat Saireri yakni Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Kepulauan Yapen, dan Kabupaten Waropen.

Wilayah adat Meepago meluputi Kabupaten Nabire, Paniai, Deiyai, dan Kabupaten Dogiyai.

Wilayah adat Ha-anim meliputi Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Mappi, Timika dan Kabupaten Asmat.

Kemudian, wilayah adat Lapago meliputi Kabupaten Jayawijaya, Mamberamo Tengah, Lanny Jaya, Puncak, Puncak Jaya,Tolikara, Pegunungan Bintang, Nduga,dan Kabupaten Yalimo. (*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024