Jayapura (Antaranews Papua) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua mengakui petani kedelai lokal di wilayahnya hingga kini masih mendatangkan komoditas kacang-kacangan ini dari Surabaya dan Makassar untuk bahan baku pembuatan tahu juga tempe.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Semuel Siriwa, di Jayapura, Rabu mengatakan menurut para petani, produk kedelai lokal tidak dapat berkembang dengan baik dan bagus di wilayahnya.
"Memang kini sudah ada kedelai lokal yang ditanam di Besum, Kabupaten Jayapura dan cukup bagus hasilnya, namun lagi-lagi petani tidak begitu tertarik," katanya.
Menurut Siriwa, pihaknya sudah beberapa kali mencoba jenis varietas kedelai yang baru namun hasilnya masih sama sehingga petani tetap tertarik mendatangkan dari luar Papua.
"Kami sudah mencoba beberapa kali, entah karena iklim atau lainnya dan hingga kini belum ditemui penyebabnya," ujarnya.
Senada dengan Semuel Siriwa, Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Elia Loupatty mengatakan Pemerintah Yamagata-Jepang menawarkan kerja sama untuk mengembangkan kedelai dengan kualitas baik.
"Jadi kerja sama ini nantinya tidak hanya dalam bentuk pelatihan, tetapi juga proses pengembangan hingga fasilitas," katanya.
Dia menambahkan kerja sama dengan Pemerintah Yamagata khususnya dengan Badan Kerja sama Internasional Jepang yang lebih sering dikenal sebagai JICA (Japan International Cooperation Agency) ini sudah berjalan selama 24 tahun, tidak hanya di bidang pendidikan, namun juga pertanian khususnya kedelai. (*)
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Semuel Siriwa, di Jayapura, Rabu mengatakan menurut para petani, produk kedelai lokal tidak dapat berkembang dengan baik dan bagus di wilayahnya.
"Memang kini sudah ada kedelai lokal yang ditanam di Besum, Kabupaten Jayapura dan cukup bagus hasilnya, namun lagi-lagi petani tidak begitu tertarik," katanya.
Menurut Siriwa, pihaknya sudah beberapa kali mencoba jenis varietas kedelai yang baru namun hasilnya masih sama sehingga petani tetap tertarik mendatangkan dari luar Papua.
"Kami sudah mencoba beberapa kali, entah karena iklim atau lainnya dan hingga kini belum ditemui penyebabnya," ujarnya.
Senada dengan Semuel Siriwa, Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Elia Loupatty mengatakan Pemerintah Yamagata-Jepang menawarkan kerja sama untuk mengembangkan kedelai dengan kualitas baik.
"Jadi kerja sama ini nantinya tidak hanya dalam bentuk pelatihan, tetapi juga proses pengembangan hingga fasilitas," katanya.
Dia menambahkan kerja sama dengan Pemerintah Yamagata khususnya dengan Badan Kerja sama Internasional Jepang yang lebih sering dikenal sebagai JICA (Japan International Cooperation Agency) ini sudah berjalan selama 24 tahun, tidak hanya di bidang pendidikan, namun juga pertanian khususnya kedelai. (*)