Jayapura (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIWP2B) menyebutkan dengan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) pada daerah sempat, maka sistem kelistrikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil (3T) dapat dihadirkan.
General Manager PT PLN Papua dan Papua Barat Rizky Mochamad, di Jayapura, Jumat, mengatakan untuk daerah 3T, PLN menghadirkan listrik tidak dengan cara konvensional melainkan menggunakan pembangkit hijau.
“Di mana hal ini merupakan langkah penting menuju masa depan energi yang lebih bersih,berkelanjutan dan aman,” katanya pula.
Menurut Rizky, hal ini juga sebagai salah satu andil PLN untuk turut menjaga ekosistem lingkungan yang sehat dan seimbang dengan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil pada pembangkit-pembangkit yang menyokong keandalan sistem kelistrikan.
“Hingga 2024, bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Tanah Papua telah mencapai 3,18 persen,” ujarnya.
Dia menjelaskan pembangkit EBT yang tersebar di Tanah Papua sendiri, di antaranya berupa satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem di Kabupaten Jayapura, empat Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro (PLTMH) yang berlokasi di Kabupaten Jayawijaya berupa PLTMH Walesi dan Sinagma, Kabupaten Fakfak berupa PLTMH Werba dan Kabupaten Pegunungan Arfak berupa PLTMH Anggi, 123 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) serta puluhan unit inovasi SuperSUN yang tersebar di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di seluruh Tanah Papua.
“Sehingga hal ini juga sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam mencapai net zero emission (NZE) tahun 2060,” katanya lagi.
Dia menambahkan, apalagi kondisi geografis Tanah Papua yang relatif sulit dijangkau membuat sistem grid (integrasi) antardaerah tidak bisa dibangun, sehingga PLN lebih memilih memanfaatkan potensi sumber daya alam di setiap wilayah khususnya pada daerah 3T.
“Hingga Maret 2025, sebanyak 893.007 pelanggan di Tanah Papua telah menikmati layanan listrik PLN,” ujarnya lagi.