Jayapura (Antaranews Papua) - Maskapai penerbangan Associated Mission Aviation (AMA) meminta Dinas Kesehatan Papua menyiapkan rumah singgah untuk keluarga pasien yang dirujuk ke RSUD Jayapura untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Direktur AMA Djarot Soetanto di Jayapura, Selasa mengemukakan saat mengangkut pasien yang dirujuk dari pedalaman ke Jayapura, keluarga pasien kesulitan mendapatkan tempat penginapan.
"Pernah kami di Nabire ada satu pasien dari pedalaman yaitu anak kecil sakit lepra dan dirujuk ke Jayapura. Waktu itu ada tiga anak dan saya sudah minta surat jaminan kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dan dikasih sehingga tidak jadi masalah, tapi tempat tinggal yang sering bermasalah," katanya lagi.
Djarot mengatakan yang menjadi masalah adalah orang tua kedua anak itu mau tinggal dimana karena ternyata untuk mendapatkan rumah kontrakan pun tidak mudah di Jayapura.
Tidak semua orang mau memberikan rumah untuk orang yang sakit leprah, itu kan menjadi masalah, karena pengobatannya lebih dari satu bulan, katanya.
"Saya katakan akan carikan donatur yang mau sewa rumah, tetapi cari rumahnya ternyata tidak bisa," ujarnya.
Mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua itu menambahkan Dinkes Papua diharapkan berupaya menyiapkan tempat tinggal atau rumah singgah untuk keluarga pasien yang dirujuk agar mereka tidak sulit mendapat penginapan.
Pada 26 Mei 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Papua menggandeng empat maskapai penerbangan misionaris untuk memudahkan akses pelayanan rujukan dari daerah pedalaman Papua ke kota dan sebaliknya.
Keempat maskapai penerbangan misionaris dimaksud yakni maskapai penerbangan AMA, MAF, Advent Kajazi dan Heli Mission. (*)
Direktur AMA Djarot Soetanto di Jayapura, Selasa mengemukakan saat mengangkut pasien yang dirujuk dari pedalaman ke Jayapura, keluarga pasien kesulitan mendapatkan tempat penginapan.
"Pernah kami di Nabire ada satu pasien dari pedalaman yaitu anak kecil sakit lepra dan dirujuk ke Jayapura. Waktu itu ada tiga anak dan saya sudah minta surat jaminan kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dan dikasih sehingga tidak jadi masalah, tapi tempat tinggal yang sering bermasalah," katanya lagi.
Djarot mengatakan yang menjadi masalah adalah orang tua kedua anak itu mau tinggal dimana karena ternyata untuk mendapatkan rumah kontrakan pun tidak mudah di Jayapura.
Tidak semua orang mau memberikan rumah untuk orang yang sakit leprah, itu kan menjadi masalah, karena pengobatannya lebih dari satu bulan, katanya.
"Saya katakan akan carikan donatur yang mau sewa rumah, tetapi cari rumahnya ternyata tidak bisa," ujarnya.
Mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua itu menambahkan Dinkes Papua diharapkan berupaya menyiapkan tempat tinggal atau rumah singgah untuk keluarga pasien yang dirujuk agar mereka tidak sulit mendapat penginapan.
Pada 26 Mei 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Papua menggandeng empat maskapai penerbangan misionaris untuk memudahkan akses pelayanan rujukan dari daerah pedalaman Papua ke kota dan sebaliknya.
Keempat maskapai penerbangan misionaris dimaksud yakni maskapai penerbangan AMA, MAF, Advent Kajazi dan Heli Mission. (*)