Jayapura (Antaranews Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan pada Maret 2018 bahan makanan menjadi pemicu utama terjadinya inflasi di Kota Jayapura sebesar 2,10 persen atau terjadi kenaikan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 131,65 menjadi 134,42.

Kepala Bidang Distribusi Statistik BPS Papua Bambang Ponco Aji, di Jayapura, Selasa, menjelaskan dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa, enam diantaranya mengalami kenaikan indeks.

Kelompok bahan makanan naik 7,32 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,93 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,12 persen, kelompok sandang 0,76 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01.

"Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi sebesar 0,02 persen," ujarnya.

Ia menyebut faktor pendorong terjadinya inflasi di Kota Jayapura pada Maret 2018 adalah kenaikan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain ikan ekor kuning, ikan cakalang, cabai rawit, ikan mumar, daging sapi dan lain-lain.

Sementara komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain apel, sawi hijau, jeruk, angkutan udara, bunga pepaya dan lain-lain.

Secara umum, pada periode tersebut, dari 82 kota IHK tercatat 57 kota mengalami inflasi dan 25 kota mengalami deflasi.

Bambang mengungkapkan inflasi yang terjadi di Kota Jayapura merupakan yang tertinggi secara nasional. (*)

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024