Timika (Antaranews Papua) - Koordinator Kopertis XIV Papua dan Papua Barat Dr Suriel S Mofu mengatakan putra dan putri orang asli Papua lulusan sarjana bisa menjadi dosen di perguruan tinggi swasta, meski di dalam aturan, pengangkatan dosen minimal berijazah S2.
"Kecil sekali, sebab dari 104 dosen ASN di perguruan tinggi swasta, hanya enam orang yang merupakan anak asli Papua. Saya punya perencanaan untuk meningkatkan partisipasi anak-anak asli papua di pendidikan tinggi dengan program ini," kata Suriel di Timika.
Hanya saja tidak semua orang asli Papua (OAP) yang berijazah S1 dapat menjadi dosen di PTS di Papua. Program ini menurut Suriel dikhususkan bagi mereka yang berstatus ASN.
Di Indonesia, aturan pengangkatan dosen minimal S2. Tapi melihat jumlah partisipasi anak asli Papua di dunia perguruan tinggi masih minim, program afirmasi itu telah mendapat persetujuan dari Kemenristekdikti.
"Caranya, kita angkat langsung disekolahkan oleh Kemenristekdikti dan ini juga sudah mendapat persetujuan dari Menristekdikti. Tapi cari calonnya yang susah karena tidak semua mau jadi dosen," katanya.
Saat ini, Kopertis XIV Papua dan Papua Barat sedang berupaya memperkuat dan mendongkrak kualitas 60 perguruan tinggi swasta di wilayahnya. Salah satu cara penguatannya adalah menaikkan jumlah dosen ASN yang bekerja di perguruan tinggi swasta.
Sebab faktanya, kata dia, dari sebanyak 1.430 dosen perguruan tinggi swasta di Papua, hanya 104 yang berstatus ASN.
Program afirmasi anak asli Papua jadi dosen merupakan salah satu skema dari upaya tersebut. Skema lainnya dengan melakukan mutasi ASN dari instansi pemerintah ke Kemenristekdikti.
"Bahkan dari TNI Polri pun ada yang kita angkat jadi dosen. Nanti dosen ASN ini digaji Kemenristekdikti hingga pensiun," kata Suriel.
Skema terakhir dari Kopertis XIV Papua dan Papua Barat adalah mengajukan formasi pengangkatan dosen ASN untuk perguruan tinggi swasta mulai 2018. Skema ini pun telah mendapat persetujuan dari Kemenristekdikti.
"Dalam waktu dekat kita akan mengajukan formasi dosen ASN bekerja di perguruan tinggi swasta. Semua ASN yang S2 dan S3 kita dorong jadi dosen di perguruan tinggi swasta," ujarnya.
Di Kabupaten Mimika, hanya empat perguruan tinggi swasta yang resmi terdaftar di Kopertis XIV Papua dan Papua Barat yakni, STIE Jambatan Bulan, STKIP Hermon, Universitas Timika dan Politeknik Amamapare. (*)
"Kecil sekali, sebab dari 104 dosen ASN di perguruan tinggi swasta, hanya enam orang yang merupakan anak asli Papua. Saya punya perencanaan untuk meningkatkan partisipasi anak-anak asli papua di pendidikan tinggi dengan program ini," kata Suriel di Timika.
Hanya saja tidak semua orang asli Papua (OAP) yang berijazah S1 dapat menjadi dosen di PTS di Papua. Program ini menurut Suriel dikhususkan bagi mereka yang berstatus ASN.
Di Indonesia, aturan pengangkatan dosen minimal S2. Tapi melihat jumlah partisipasi anak asli Papua di dunia perguruan tinggi masih minim, program afirmasi itu telah mendapat persetujuan dari Kemenristekdikti.
"Caranya, kita angkat langsung disekolahkan oleh Kemenristekdikti dan ini juga sudah mendapat persetujuan dari Menristekdikti. Tapi cari calonnya yang susah karena tidak semua mau jadi dosen," katanya.
Saat ini, Kopertis XIV Papua dan Papua Barat sedang berupaya memperkuat dan mendongkrak kualitas 60 perguruan tinggi swasta di wilayahnya. Salah satu cara penguatannya adalah menaikkan jumlah dosen ASN yang bekerja di perguruan tinggi swasta.
Sebab faktanya, kata dia, dari sebanyak 1.430 dosen perguruan tinggi swasta di Papua, hanya 104 yang berstatus ASN.
Program afirmasi anak asli Papua jadi dosen merupakan salah satu skema dari upaya tersebut. Skema lainnya dengan melakukan mutasi ASN dari instansi pemerintah ke Kemenristekdikti.
"Bahkan dari TNI Polri pun ada yang kita angkat jadi dosen. Nanti dosen ASN ini digaji Kemenristekdikti hingga pensiun," kata Suriel.
Skema terakhir dari Kopertis XIV Papua dan Papua Barat adalah mengajukan formasi pengangkatan dosen ASN untuk perguruan tinggi swasta mulai 2018. Skema ini pun telah mendapat persetujuan dari Kemenristekdikti.
"Dalam waktu dekat kita akan mengajukan formasi dosen ASN bekerja di perguruan tinggi swasta. Semua ASN yang S2 dan S3 kita dorong jadi dosen di perguruan tinggi swasta," ujarnya.
Di Kabupaten Mimika, hanya empat perguruan tinggi swasta yang resmi terdaftar di Kopertis XIV Papua dan Papua Barat yakni, STIE Jambatan Bulan, STKIP Hermon, Universitas Timika dan Politeknik Amamapare. (*)