Timika (Antaranews Papua) - Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua terus memfasilitasi upaya perdamaian kelompok-kelompok yang bertikai di Kwamki Lama agar warga di wilayah itu bisa kembali beraktivitas secara normal.

Bupati Mimika Eltinus Omaleng di Timika, Selasa, mengatakan tiga kelompok yang bertikai di Kwamki Lama sudah menyatakan sikap siap berdamaian.

Rencananya, prosesi adat perdamaian akan digelar di kawasan Pompa Dua Kwamki Lama pada Selasa siang mulai pukul 14.00 WIT.

"Kelompok-kelompok yang berkonflik di Kwamki Lama baik kelompok atas dan bawah, maupun kelompok tengah sudah sepakat untuk berdamai. Pihak korban juga sudah setuju," kata Bupati Omaleng.

Dalam prosesi adat perdamaian pada Selasa siang nanti, akan digelar ritual belah kayu, patah panah dan memanah ternak babi sebagai simbol bahwa para pihak yang selama ini terlibat konflik sepakat mengakhiri pertikaian diantara mereka.

Bupati Omaleng berharap prosesi perdamaian yang akan dilakukan tersebut mendorong terciptanya kondisi keamanan yang lebih kondusif di Kwamki Lama sehingga tidak ada lagi aksi saling serang, saling membantai dan membunuh diantara kelompok-kelompok yang bertikai selama ini.

Pemkab Mimika sebelumnya telah membantu 15 ekor ternak babi dan 500 zak beras untuk dibagikan ke tiga kelompok yang bertikai untuk prosesi adat `bakar batu`.

Menurut Bupati Omaleng, setelah digelarnya prosesi adat perdamaian tersebut, Pemkab Mimika akan mengumpulkan para tokoh dari kelompok bawah, tengah dan atas di Kwamki Lama untuk mencari tahu akar persoalan sehingga membuat situasi di Kwamki Lama terus bergolak dengan adanya konflik perang suku.

"Kami semua akan duduk bersama, apa sesungguhnya akar persoalan sehingga konflik di Kwamki Lama itu tidak pernah berkesudahan. Siapa sesungguhnya yang mempunyai masalah ini dari awal, ini yang harus kami selesaikan," kata Omaleng.

Dalam pertemuan dengan kelompok-kelompok yang bertikai di Kwamki Lama dan dihadiri Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto dan Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Windarto pada Senin (16/4) petang, Bupati Mimika Eltinus Omaleng menegaskan tidak boleh ada lagi konflik perang suku di Kwamki Lama.

Jika ke depan masih terjadi konflik perang suku pascaprosesi adat perdamaian, maka penanganan masalah Kwamki Lama diserahkan sepenuhnya kepada aparat TNI.

"Saya tidak mau ada perang suku lagi di Kwamki Lama. Kalau masih ada yang kepala keras, kami akan siapkan pesawat untuk memulangkan mereka ke daerah asal. Nanti tentara yang akan turun tangan langsung. Saya pertegas hal ini, tidak boleh main-main," ujar Omaleng.

Konflik antarkelompok warga di Kwamki Lama sudah berlangsung sejak November 2017 dan hingga kini telah merenggut belasan korban jiwa.

Sebagian besar korban dibunuh dan dibantai di luar area Kwamki Lama.

Tidak sedikit korban meninggal masih berusia belasan tahun, bahkan ada ibu-ibu rumah tangga yang menjadi korban konflik antarkelompok suku-suku pegunungan Papua itu.

Bupati Omaleng juga mengapresiasi kebijakan Kapolres Mimika Agung Marlianto untuk melepas 21 orang tahanan asal Ilaga, Kabupaten Puncak.

Puluhan warga itu ditahan di Bandara Mozes Kilangin Timika beberapa waktu lalu bersama barang bukti ratusan busur dan anak panah.

Mereka diduga kuat datang ke Timika menumpang pesawat terbang dari Ilaga untuk membantu sanak saudaranya yang terlibat konflik di Kwamki Lama.

"Kami berterima kasih atas kebijakan Pak Kapolres. Sebetulnya ini tidak diperbolehkan, tapi demi perdamaian maka aparat kepolisian terpaksa melepas mereka. Kami berharap warga yang dilepas itu segera kembali ke Ilaga dan tidak boleh lagi mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari," kata Bupati Omaleng. (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024