Sidoarjo (Antaranews Papua) - Kepolisian Daerah Jawa Timur memastikan tiga orang meninggal dunia sebagai korban ledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, Jatim, pada Minggu (13/5) malam.
Ledakan bom tersebut di salah satu ruangan di Rumah Susun Wonocolo Blok B lantai 5.
Rusun Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo dekat dengan perbatasan Kota Surabaya, yaitu sekitar 9-10 kilometer arah barat lokasi ledakan di tiga lokasi gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Sidoarjo, Senin dini hari, mengatakan selain tiga orang yang meninggal dunia, terdapat dua anak perempuan yang masih dirawat di rumah sakit.
"Sementata itu, ada satu anak-anak yang selamat akibat peristiwa ini," katanya saat dikonfirmasi di lokasi kejadian.
Ia mengemukakan tiga orang yang meninggal dunia itu, salah satunya bernama Anton yang merupakan kepala keluarga.
"Pada saat tim masuk, melihat Anton masih memegang 'switcher' dan kami tidak ingin mengambil risiko dan melumpuhkan Anton, sehingga total sementara ada tiga orang yang meninggal dunia," katanya.
Pihaknya akan kembali masuk lokasi kejadian dan "meng-update" kondisi terbaru terkait dengan ledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo.
Lidya salah seorang penghuni Rumah Susun Wonocolo, mengaku tidak tahu persis kejadian ledakan tersebut.
"Saya kira hanya ledakan elpiji, tapi tidak tahunya ledakan bom," ujarnya.
Di lokasi kejadian juga tampak Kapolda Jatim Irjenpol Machfud Arifin, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, dan Wakil Bupati Sidorjo Nur Ahmad Syaifuddin.
Beberapa kali ledakan terjadi di Rusun Wonocolo, Sidoarjo pada Minggu (13/5) sekitar pukul 20.30 WIB. Setelah itu, beberapa kali ledakan juga terjadi sekitar pukul 22.30 WIB dan pukul 23.00 WIB.
Belum ada pernyataan resmi dari petugas kepolisian terkait dengan motif kejadian ledakan ini. Namun, dari informasi di lapangan, sebanyak tiga orang terluka dan harus dibawa ke rumah sakit terdekat.
Rusun Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo dekat dengan perbatasan Kota Surabaya, yaitu sekitar 9-10 kilometer arah barat lokasi ledakan di tiga lokasi gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi.
Terkait Surabaya
Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Machfud Arifin menduga kasus ledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, Jatim masih ada hubungannya dengan ledakan bom di tiga lokasi gereja di Surabaya.
"Bisa saja, hubungannya ada," katanya saat dikonfirmasi usai proses evakuasi pelaku peledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, Jatim, Senin.
Ia mengemukakan untuk peristiwa ledakan bom di Rusun Wonocolo Sidorjo, saat ini sudah selesai dilakukan proses evakuasi terhadap para pelaku yang meninggal dunia.
"Untuk selanjutnya, para pelaku yang meninggal dunia ini akan dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk dilakukan proses lanjutan," ujarnya.
Selain membawa jenazah pelaku, dalam proses evakuasi itu pihaknya juga membawa serta barang-barang yang diduga sebagai bom milik pelaku.
"Saat itu, pelaku yang diketahui bernama Anton saat akan ditangkap masih memegang 'switching' yang akan digunakan untuk meledakkan bom. Namun, karena tidak mau ambil risiko pelaku terpaksa kami lumpuhkan," katanya.
Dari data yang ada, enam orang yang masih memiliki ikatan keluarga menjadi korban terkait dengan ledakan tersebut, di mana tiga di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Sebanyak tiga orang yang meninggal itu, masing-masing Anton Febryanto (47) sebagai kepala keluarga, Puspita Sari (47) istri Anton, Rita Aulia Rahman (17) anak.
Korban selamat, Ainur Rahman (15) yang membawa kedua adik perempuannya, masing-masing Faizah Putri (11) dan Garida Huda Akbar (10) yang saat ini dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara. (*)
Ledakan bom tersebut di salah satu ruangan di Rumah Susun Wonocolo Blok B lantai 5.
Rusun Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo dekat dengan perbatasan Kota Surabaya, yaitu sekitar 9-10 kilometer arah barat lokasi ledakan di tiga lokasi gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Sidoarjo, Senin dini hari, mengatakan selain tiga orang yang meninggal dunia, terdapat dua anak perempuan yang masih dirawat di rumah sakit.
"Sementata itu, ada satu anak-anak yang selamat akibat peristiwa ini," katanya saat dikonfirmasi di lokasi kejadian.
Ia mengemukakan tiga orang yang meninggal dunia itu, salah satunya bernama Anton yang merupakan kepala keluarga.
"Pada saat tim masuk, melihat Anton masih memegang 'switcher' dan kami tidak ingin mengambil risiko dan melumpuhkan Anton, sehingga total sementara ada tiga orang yang meninggal dunia," katanya.
Pihaknya akan kembali masuk lokasi kejadian dan "meng-update" kondisi terbaru terkait dengan ledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo.
Lidya salah seorang penghuni Rumah Susun Wonocolo, mengaku tidak tahu persis kejadian ledakan tersebut.
"Saya kira hanya ledakan elpiji, tapi tidak tahunya ledakan bom," ujarnya.
Di lokasi kejadian juga tampak Kapolda Jatim Irjenpol Machfud Arifin, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, dan Wakil Bupati Sidorjo Nur Ahmad Syaifuddin.
Beberapa kali ledakan terjadi di Rusun Wonocolo, Sidoarjo pada Minggu (13/5) sekitar pukul 20.30 WIB. Setelah itu, beberapa kali ledakan juga terjadi sekitar pukul 22.30 WIB dan pukul 23.00 WIB.
Belum ada pernyataan resmi dari petugas kepolisian terkait dengan motif kejadian ledakan ini. Namun, dari informasi di lapangan, sebanyak tiga orang terluka dan harus dibawa ke rumah sakit terdekat.
Rusun Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo dekat dengan perbatasan Kota Surabaya, yaitu sekitar 9-10 kilometer arah barat lokasi ledakan di tiga lokasi gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi.
Terkait Surabaya
Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Machfud Arifin menduga kasus ledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, Jatim masih ada hubungannya dengan ledakan bom di tiga lokasi gereja di Surabaya.
"Bisa saja, hubungannya ada," katanya saat dikonfirmasi usai proses evakuasi pelaku peledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, Jatim, Senin.
Ia mengemukakan untuk peristiwa ledakan bom di Rusun Wonocolo Sidorjo, saat ini sudah selesai dilakukan proses evakuasi terhadap para pelaku yang meninggal dunia.
"Untuk selanjutnya, para pelaku yang meninggal dunia ini akan dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk dilakukan proses lanjutan," ujarnya.
Selain membawa jenazah pelaku, dalam proses evakuasi itu pihaknya juga membawa serta barang-barang yang diduga sebagai bom milik pelaku.
"Saat itu, pelaku yang diketahui bernama Anton saat akan ditangkap masih memegang 'switching' yang akan digunakan untuk meledakkan bom. Namun, karena tidak mau ambil risiko pelaku terpaksa kami lumpuhkan," katanya.
Dari data yang ada, enam orang yang masih memiliki ikatan keluarga menjadi korban terkait dengan ledakan tersebut, di mana tiga di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Sebanyak tiga orang yang meninggal itu, masing-masing Anton Febryanto (47) sebagai kepala keluarga, Puspita Sari (47) istri Anton, Rita Aulia Rahman (17) anak.
Korban selamat, Ainur Rahman (15) yang membawa kedua adik perempuannya, masing-masing Faizah Putri (11) dan Garida Huda Akbar (10) yang saat ini dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara. (*)