Biak (Antaranews Papua) - LSM Rumsram mendesak Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua agar mengalokasikan dana pendidikan biaya operasional sekolah daerah (BOS) daerah untuk menutup biaya kebutuhan sekolah pinggiran luar kota yang tidak masuk dalam komponen BOS nasional.
"Ada fakta lapangan beberapa sekolah pinggiran di luar kota Biak masih kesulitan membiayai operasional proses belajar mengajar siswa karena keterbatasan sumber anggaran," ungkap Direktur LSM Rumsram Isak Matarihi di Biak, Sabtu.
Ia mengatakan untuk mengatasi kekurangan anggaran bagi proses belajar mengajar di sekolah pinggiran Pemkab Biak Numfor, dinas pendidikan setempat dapat mengalokasikan BOS daerah.
Isak menyebutkan sejumlah kabupaten di Provinsi Papua seperti Pemkab Jayawijaya dan Pemkab Supiori sudah menyediakan dana Bosda sebagai penunjang kegiatan pelayanan pendidikan setempat.
"Penyediaan dana bosda untuk sekolah di daerah pinggiran sangat tepat sebab menjadi kebutuhan nyata menunjang proses belajar mengajar anak berbagai kampung terpencil," katanya.
Menyinggung program baca tulis yang digalakkan LSM Rumsram bersama Unicef dan Dinas Pendidikan di 20 sekolah pinggiran luar kota Biak, menurut Isak, hingga saat ini telah memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kemampuan anak menulis dan membaca.
"Lebih kurang dua tahun program baca tulis berlangsung di berbagai sekolah pinggiran luar kota telah memberikan dampak positif untuk kemampuan minat baca dan menulis siswa," ungkap Isak.
Dinas Pendidikan Biak akan mengintervensi 10 sekolah dasar di pinggiran untuk program baca tulis tahun 2018. (*)
"Ada fakta lapangan beberapa sekolah pinggiran di luar kota Biak masih kesulitan membiayai operasional proses belajar mengajar siswa karena keterbatasan sumber anggaran," ungkap Direktur LSM Rumsram Isak Matarihi di Biak, Sabtu.
Ia mengatakan untuk mengatasi kekurangan anggaran bagi proses belajar mengajar di sekolah pinggiran Pemkab Biak Numfor, dinas pendidikan setempat dapat mengalokasikan BOS daerah.
Isak menyebutkan sejumlah kabupaten di Provinsi Papua seperti Pemkab Jayawijaya dan Pemkab Supiori sudah menyediakan dana Bosda sebagai penunjang kegiatan pelayanan pendidikan setempat.
"Penyediaan dana bosda untuk sekolah di daerah pinggiran sangat tepat sebab menjadi kebutuhan nyata menunjang proses belajar mengajar anak berbagai kampung terpencil," katanya.
Menyinggung program baca tulis yang digalakkan LSM Rumsram bersama Unicef dan Dinas Pendidikan di 20 sekolah pinggiran luar kota Biak, menurut Isak, hingga saat ini telah memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kemampuan anak menulis dan membaca.
"Lebih kurang dua tahun program baca tulis berlangsung di berbagai sekolah pinggiran luar kota telah memberikan dampak positif untuk kemampuan minat baca dan menulis siswa," ungkap Isak.
Dinas Pendidikan Biak akan mengintervensi 10 sekolah dasar di pinggiran untuk program baca tulis tahun 2018. (*)