Madrid (Antaranews Papua/Reuters) - Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane meninggalkan sang juara Eropa setelah memenangi tiga gelar Liga Champions secara berturut-turut, ucapnya pada konferensi pers, Kamis.
"Menurut saya inilah saatnya, baik bagi saya, tim, dan klub (untuk mengundurkan diri). Ini merupakan momen aneh untuk dilakukan, saya tahu, namun juga (momen yang) penting. Saya harus melakukan ini untuk semua orang," ujarnya.
"Tim ini semestinya memikul kemenangan dan memerlukan perubahan untuk hal ini. Setelah tiga tahun, ini memerlukan suara lain, metode kerja yang lain, untuk itu saya mengambil keputusan ini."
Zidane menjadi pelatih pertama yang mampu memenangi tiga Liga Champions secara beruntun ketika Real menang 3-1 atas Liverpool pada Sabtu, menutup periode luar biasa pada pekerjaan pertamanya di level manajemen klub senior.
"Saya sangat mencintai klub ini, presiden, yang memberikan saya segalanya, untuk bermain di klub ini. Saya akan selalu bersyukur. Hari ini saya memerlukan perubahan, bagi saya, bagi setiap orang, untuk itu saya mengambil keputusan ini," tambah Zidane.
Pria Prancis itu mengambil kendali di ruang ganti yang terpolarisasi setelah pemecatan Rafael Benitez pada Januari 2016, dan segera menyatukan skuad.
Ia meraih "hattrick" kesuksesan Eropa untuk pertama kalinya dua tahun silam ketika Real mengalahkan rival sekota Atletico Madrid melalui adu penalti di final. Dua tahun silam ia memimpin Real mengawinkan Liga Champions dan Liga Spanyol untuk pertama kalinya dalam 59 tahun.
Real menyelesaikan musim dengan unggul tiga poin ketika mereka memenangi gelar liga pertama mereka sejak 2012, sebelum menghancurkan Juventus 4-1 di final Liga Champions untuk menjadi tim pertama yang mampu mempertahankan gelar juara di kompetisi elit itu dengan format saat ini.
Zidane memenangi sembilan penghargaan utama sebagai pelatih Real dan kejayaan terbesar datang pada Sabtu silam, ketika ia bergabung dengan grup para pelatih elit, yang termasuk Bob Paisley dan Carlo Ancelotti dengan mengangkat trofi Liga Champions untuk ketiga kalinya sebagai pelatih. (*)
"Menurut saya inilah saatnya, baik bagi saya, tim, dan klub (untuk mengundurkan diri). Ini merupakan momen aneh untuk dilakukan, saya tahu, namun juga (momen yang) penting. Saya harus melakukan ini untuk semua orang," ujarnya.
"Tim ini semestinya memikul kemenangan dan memerlukan perubahan untuk hal ini. Setelah tiga tahun, ini memerlukan suara lain, metode kerja yang lain, untuk itu saya mengambil keputusan ini."
Zidane menjadi pelatih pertama yang mampu memenangi tiga Liga Champions secara beruntun ketika Real menang 3-1 atas Liverpool pada Sabtu, menutup periode luar biasa pada pekerjaan pertamanya di level manajemen klub senior.
"Saya sangat mencintai klub ini, presiden, yang memberikan saya segalanya, untuk bermain di klub ini. Saya akan selalu bersyukur. Hari ini saya memerlukan perubahan, bagi saya, bagi setiap orang, untuk itu saya mengambil keputusan ini," tambah Zidane.
Pria Prancis itu mengambil kendali di ruang ganti yang terpolarisasi setelah pemecatan Rafael Benitez pada Januari 2016, dan segera menyatukan skuad.
Ia meraih "hattrick" kesuksesan Eropa untuk pertama kalinya dua tahun silam ketika Real mengalahkan rival sekota Atletico Madrid melalui adu penalti di final. Dua tahun silam ia memimpin Real mengawinkan Liga Champions dan Liga Spanyol untuk pertama kalinya dalam 59 tahun.
Real menyelesaikan musim dengan unggul tiga poin ketika mereka memenangi gelar liga pertama mereka sejak 2012, sebelum menghancurkan Juventus 4-1 di final Liga Champions untuk menjadi tim pertama yang mampu mempertahankan gelar juara di kompetisi elit itu dengan format saat ini.
Zidane memenangi sembilan penghargaan utama sebagai pelatih Real dan kejayaan terbesar datang pada Sabtu silam, ketika ia bergabung dengan grup para pelatih elit, yang termasuk Bob Paisley dan Carlo Ancelotti dengan mengangkat trofi Liga Champions untuk ketiga kalinya sebagai pelatih. (*)