Jayapura (Antaranews Papua) - Ombudsman Repulik Indonesia (ORI) Perwakilan Provinsi Papua menduga ada spekulasi harga tiket pesawat sehingga harganya naik tiga kali lipat

Kepala Ombsman RI Perwakilan Papua Oliv Sabar Iwanggin di Jayapura, Sabtu, mengatakan, melonjaknya harga tiket pesawat dari dan ke Papua menjelang hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah menjadi catatan tersendiri.

Lanjut dia, semisal harga tiket pesawat Garuda Indonesia dari Jayapura-Biak yang biasanya Rp600 ribu hingga Rp800 ribu per orang naik tiga kali lipat menjelang Idul Fitri menjadi Rp4 juta per orang.

Selanjutnya, harga tiket pesawat dari Jayapura ke Jakarta yang sebelumnya Rp2,5 juta naik menjadi Rp6juta. Tak hanya Garuda, maskapai penerbangan lain seperti Batik Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air juga naik.

Apalagi kalau penumpang yang bersangkutan transit/mengganti pesawat lain, harganya mahal.

Di antaranya seperti Batik, dan Sriwijaya Rp9.638.000 per orang, Garuda dan Sriwijaya Rp9.948.200 per orang, Batik dan Sriwijaya Rp10.285.900.

"Kami menduga harga ini pasti akan bertahan hingga arus balik selesai barulah harga kembali normal," katanya.

Padahal hari raya ini kan kepentingan masyarakat banyak, seharusnya pihak maskapai penerbangan memberikan kemudahan bagi masyarakat bukan sebaliknya memanfaatkan momentum hari raya untuk meraup untung.

"Ini terjadi spekulasi harga untuk menguntungkan perusahan," ujarnya.

General Manager Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia Mac Fee mengatakan dirinya tidak tahu menahu terkait harga tiket transit yang mahal karena manajemen setiap maskapai penerbangan berbeda.

Untuk Garuda Indonesia, kata dia, harganya terjangkau dan naik sesuai dengan time limit dan jumlah pemesan namun tidak terlalu mahal.

Jika tidak pemesannya sepi maka harganya turun, namun jika pemesannya banyak maka hargannya juga di naikkan namun tidak sampe melebihi batas kewajaran.

"Memang perusahaan mencari keuntungan tetapi ada aturan pemerintah yang harus diikuti tidak boleh lebih dari aturan yang ditetapkan," tambah dia. (*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024