Jayapura (Antaranews Papua)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jayapura, Provinsi Papua mengantisipasi penyebaran kasus polio dari Papua Nugini (PNG) dengan memberikan imunisasi campak-rubella digabung dengan pemberian tetes polio.
"Informasi di PNG ada kasus polio, jadi kemungkinan nanti kami akan gabungkan imunisasi campak-rubella dengan polio oralnya atau yang ditetes, dan itu akan kita berikan kepada anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun," kata Kepala Dinkes Kota Jayapura dr Ni Nyoman Sri Antari di Jayapura, Rabu.
Dia mengatakan penggabungan imunisasi campak-rubella dengan polio ini tidak hanya diberikan kepada anak di kampung-kampung yang berada di wilayah perbatasan PNG namun untuk keseluruhan anak yang berada di Kota Jayapura.
"Kita tidak hanya memikirkan kampung-kampung di wilayah perbatasan PNG saja karena Jayapura itu tempat persinggahan," ujarnya.
Beberapa kampung yang berada di wilayah perbatasan PNG yakni Kampung Holtekamp, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Yambe dan Kampung Moso.
Jika hanya pemberian imunisasi campak-rubella dengan polio di Kampung Skouw saja, kata dia, masyarakat dari PNG itu bisa melalui laut ke Hamadi, Kota Jayapura.
Kemudian, lanjut Ni Nyoman, masyarakat di Kabupaten Pegunungan Bintang, Merauke, dan Kabupaten Boven Digoel yang juga berbatasan dengan PNG juga selalu transit di Jayapura.
"Makanya saya berpikir polio oralnya/yang ditetes itu dikerjakan juga supaya mencegah adanya kasus polio," ujarnya.
Soalnya, tambah dia, jika ada kasus maka penanganannya lebih berat lagi penangan kesehatannya.
"Informasi di PNG ada kasus polio, jadi kemungkinan nanti kami akan gabungkan imunisasi campak-rubella dengan polio oralnya atau yang ditetes, dan itu akan kita berikan kepada anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun," kata Kepala Dinkes Kota Jayapura dr Ni Nyoman Sri Antari di Jayapura, Rabu.
Dia mengatakan penggabungan imunisasi campak-rubella dengan polio ini tidak hanya diberikan kepada anak di kampung-kampung yang berada di wilayah perbatasan PNG namun untuk keseluruhan anak yang berada di Kota Jayapura.
"Kita tidak hanya memikirkan kampung-kampung di wilayah perbatasan PNG saja karena Jayapura itu tempat persinggahan," ujarnya.
Beberapa kampung yang berada di wilayah perbatasan PNG yakni Kampung Holtekamp, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Yambe dan Kampung Moso.
Jika hanya pemberian imunisasi campak-rubella dengan polio di Kampung Skouw saja, kata dia, masyarakat dari PNG itu bisa melalui laut ke Hamadi, Kota Jayapura.
Kemudian, lanjut Ni Nyoman, masyarakat di Kabupaten Pegunungan Bintang, Merauke, dan Kabupaten Boven Digoel yang juga berbatasan dengan PNG juga selalu transit di Jayapura.
"Makanya saya berpikir polio oralnya/yang ditetes itu dikerjakan juga supaya mencegah adanya kasus polio," ujarnya.
Soalnya, tambah dia, jika ada kasus maka penanganannya lebih berat lagi penangan kesehatannya.