Jayapura (Antaranews Papua) - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) Provinsi Papua Semuel Siriwa mengungkapkan hingga kini belum ada petani Papua yang meminati konsep mina padi dan cenderung meneruskan cara tradisional dengan dibantu alat mekanisasi.

"Di sini belum ada yang mau terapkan mina padi karena umumnya mereka hanya ingin lahannya khusus untuk tanam padi atau kolamnya untuk budi daya ikan saja," ujar Semuel Siriwa, di Jayapura, Senin.

Ia menjelaskan bahwa tidak semua wilayah persawahan di Papua berpotensi untuk menerapkan mina padi karena konsep tersebut membutuhkan pengairan yang bagus.

Menurut dia, lahan pertanian yang ada di Koya, Kota Jayapura dan Kabupaten Nabire bisa menerapkan mina padi, hanya saja hingga kini petaninya belum ada yang berminat.

"Kalau Merauke yang lahannya mengandalkan tadah hujan tentu tidak bisa menerapkan mina padi," kata dia.

Siriwa mengakui bila dari daerah-daerah yang petaninya telah menerapkan konsep tersebut, penghasilannya lebih baik dibandingkan hanya menanam padi atau budi daya ikan saja.

Menurut dia, pemerintah, baik di tingkat provinsi atau kabupaten/kota telah mensosialisasikan mina padi, tetapi semuanya kembali kepada para petaninya.

Selain itu, petani yang telah menerapkan mina padi umumnya tergolong masih muda, sementara petani di Papua sebagian besar usianya sudah masuk kategori tua.

Sebagai informasi, mina padi (dari mina = "ikan" dan padi) adalah suatu bentuk usaha tani gabungan (combined farming) yang memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya yang memaksimalkan hasil tanah sawah.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024