Biak (Antaranews Papua) - Komunitas 1.000 Guru di Kabupaten Biak Numfor, Papua, hadir untuk meningkatkan motivasi belajar pada murid di sekolah dasar di daerah yang tergolong dalam kategori terpencil terdepan terluar (3T).
"Kami komunitas 1.000 guru tidak sekedar menawarkan perjalanan yang menarik untuk anggota tetapi juga melakukan kegiatan sosial dengan mengajar di sekolah-sekolah khususnya wilayah pedalaman. Guru yang terpanggil dengan kegiatan sosial ini pada dasarnya anak muda yang suka traveling," ujar Koordinator Seribu Guru wilayah Biak, Setyawan Mangando, di Biak, Senin.
Setyawan mengatakan target dari komunitasnya adalah siswa SD yang dianggap pola pikirnya belum terbentuk dengan baik sehingga perlu dimotivasi.
"Jadi selain melakukan kegiatan perjalanan wisata, kami juga memotivasi anak - anak SD tersebut agar memiliki cita-cita untuk maju dan tumbuh guna membangun tanah Papua yang maju dan sejahtera," ujarnya.
Setyawan mengatakan jika anak muda Biak Numfor ingin bergabung di komunitas 1.000 guru Papua dipersilakan karena ini menyangkut kerja sosial kemanusiaan.
"Saya hanya menjembatani donatur atau pendonor yang ingin membantu sekolah-sekolah di wilayah terisolir. Meskipun demikian, kami tetap memantau perkembangan sekolah-sekolah yang dibantu 1000 guru Papua sehingga diharapkan ada kemajuan setelah didatangi," katanya.
Setyawan mengakui dua program yang menjadi fokus komunitas 1.000 guru Papua adalah memberikan Beasiswa Guru Pedalaman.
Aksi ini bertujuan untuk membantu kualitas pendidikan untuk anak-anak di pedalaman melalui beasiswa untuk guru-guru lokal yang berdedikasi tinggi namun hanya lulusan SMA dan Sederajat.
Untuk memberikan beasiswa, komunitas guru tersebut melakukan survey secara mandiri ke daerah-daerah yang sekiranya memiliki potensi untuk dibantu atau mendapatkan informasi dari para "followers", rekan satu tim, media, dan lain-lain tentang guru atau sekolah yang perlu dikunjungi.
"Jadi jangan ragu bila memiliki informasi mengenai nasib guru yang harus diperhatikan, dapat memberikan infonya kepada kami," katanya.
Sedangkan program lain adalah "Traveling and Teaching" di sekolah sasaran.
Travelling dan teaching tersebut merupakan kunjungan ke sekolah di pedalaman, mengajar (fun learning) anak-anak Sekolah Dasar, mengajak mereka bermain, dan saling berbagi inspirasi.
"Untuk Tempat menginap kami lakukan di sekolah, beralaskan lantai, dan kamar mandi seadanya. Ini yang membuat unik dan dapat menjadi pengalaman berharga. Kadang ada peserta yang stres, tapi tak sedikit dari mereka yang mendapat pelajaran akan makna hidup melalui kegiatan 1.000 guru,"katanya.
Komunitas 1.000 guru berharap kelak tidak ada lagi nasib sekolah di Kabupaten Biak Numfor yang kekurangan guru, guru kekurangan penghasilan, dan murid yang tidak mendapatkan pendidikan dan fasilitas layak di Indonesia.
Berdasarkan data dua sekolah di Biak Numfor yang sudah menjadi tempat mengajar 1.000 guru Papua yakni SD YPK Baithel Samber dan SD YPK Betlehem Warsa.
"Kami komunitas 1.000 guru tidak sekedar menawarkan perjalanan yang menarik untuk anggota tetapi juga melakukan kegiatan sosial dengan mengajar di sekolah-sekolah khususnya wilayah pedalaman. Guru yang terpanggil dengan kegiatan sosial ini pada dasarnya anak muda yang suka traveling," ujar Koordinator Seribu Guru wilayah Biak, Setyawan Mangando, di Biak, Senin.
Setyawan mengatakan target dari komunitasnya adalah siswa SD yang dianggap pola pikirnya belum terbentuk dengan baik sehingga perlu dimotivasi.
"Jadi selain melakukan kegiatan perjalanan wisata, kami juga memotivasi anak - anak SD tersebut agar memiliki cita-cita untuk maju dan tumbuh guna membangun tanah Papua yang maju dan sejahtera," ujarnya.
Setyawan mengatakan jika anak muda Biak Numfor ingin bergabung di komunitas 1.000 guru Papua dipersilakan karena ini menyangkut kerja sosial kemanusiaan.
"Saya hanya menjembatani donatur atau pendonor yang ingin membantu sekolah-sekolah di wilayah terisolir. Meskipun demikian, kami tetap memantau perkembangan sekolah-sekolah yang dibantu 1000 guru Papua sehingga diharapkan ada kemajuan setelah didatangi," katanya.
Setyawan mengakui dua program yang menjadi fokus komunitas 1.000 guru Papua adalah memberikan Beasiswa Guru Pedalaman.
Aksi ini bertujuan untuk membantu kualitas pendidikan untuk anak-anak di pedalaman melalui beasiswa untuk guru-guru lokal yang berdedikasi tinggi namun hanya lulusan SMA dan Sederajat.
Untuk memberikan beasiswa, komunitas guru tersebut melakukan survey secara mandiri ke daerah-daerah yang sekiranya memiliki potensi untuk dibantu atau mendapatkan informasi dari para "followers", rekan satu tim, media, dan lain-lain tentang guru atau sekolah yang perlu dikunjungi.
"Jadi jangan ragu bila memiliki informasi mengenai nasib guru yang harus diperhatikan, dapat memberikan infonya kepada kami," katanya.
Sedangkan program lain adalah "Traveling and Teaching" di sekolah sasaran.
Travelling dan teaching tersebut merupakan kunjungan ke sekolah di pedalaman, mengajar (fun learning) anak-anak Sekolah Dasar, mengajak mereka bermain, dan saling berbagi inspirasi.
"Untuk Tempat menginap kami lakukan di sekolah, beralaskan lantai, dan kamar mandi seadanya. Ini yang membuat unik dan dapat menjadi pengalaman berharga. Kadang ada peserta yang stres, tapi tak sedikit dari mereka yang mendapat pelajaran akan makna hidup melalui kegiatan 1.000 guru,"katanya.
Komunitas 1.000 guru berharap kelak tidak ada lagi nasib sekolah di Kabupaten Biak Numfor yang kekurangan guru, guru kekurangan penghasilan, dan murid yang tidak mendapatkan pendidikan dan fasilitas layak di Indonesia.
Berdasarkan data dua sekolah di Biak Numfor yang sudah menjadi tempat mengajar 1.000 guru Papua yakni SD YPK Baithel Samber dan SD YPK Betlehem Warsa.