Timika (Antaranews Papua) - Kepolisian Resor Mimika, Papua, menerjunkan tim intelijen untuk menyelidiki penyebab kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terutama solar, premium, dan pertalite di Timika dalam beberapa minggu terakhir.

Pejabat Sementara Kapolres Mimika AKBP Fernando Sances Napitupulu kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan ketersediaan BBM dalam jumlah yang cukup memadai sangat mempengaruhi kondisi perekonomian masyarakat, termasuk juga mempengaruhi stabilitas situasi kamtibmas di suatu wilayah.

"Kami sudah perintahkan Kasat Intel untuk melakukan penyelidikan, apa sih penyebab sehingga sampai terjadi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU di Kota Timika dalam beberapa waktu terakhir. Hasil penyelidikan itu akan kami publikasikan kepada masyarakat," kata AKBP Napitupulu.

Kapolres meminta pihak Joint Bersama PT Pertamina (Persero) dan PT Eissu Prima Usaha di depo Pelabuhan Paumako serta pengelola SPBU di Timika agar "tidak bermain-main" dalam menyalurkan BBM terutama BBM bersubsidi.

Hampir di seluruh SPBU di Kota Timika, katanya, juga melayani pengisian BBM dengan menggunakan jerigen.

"Apakah jerigen-jerigen yang banyak-banyak di SPBU itu benar-benar digunakan untuk kebutuhan transportasi masyarakat ataukah justru digunakan untuk tujuan yang lain. Kami berharap itu tidak digunakan untuk tujuan tertentu, apalagi untuk menimbun BBM sehingga terjadi kelangkaan," ujar AKBP Napitupulu.

Pihak Pertamina Regional VIII Papua-Maluku menjamin pasokan BBM di wilayah Timika kembali lancar/normal setelah kapal tanker yang mengangkut BBM dari Pelabuhan Wayame Ambon tiba di Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur beberapa hari lalu.

Sales Eksekutif Retail PT Pertamina Wilayah 2 Papua, Fajar, mengatakan kelangkaan BBM jenis solar, premium dan pertalite di Timika akhir-akhir ini lantaran keterlambatan kapal loading BBM Pertamina.

Fajar mengatakan kapal tanker pengangkut BBM dari Wayame Ambon baru sandar di dermaga depo Jober Pertamina Pelabuhan Paumako Timika pada Selasa (16/10) pagi pukul 07.30 WIT.

"Kapal sebetulnya sudah masuk di muara Pelabuhan Paumako sejak Sabtu (13/10) malam namun dalam posisi kandas karena air surut sehingga tidak bisa masuk ke dermaga Jober yang terletak jauh di dalam (pinggir sungai). Itu yang menyebabkan selama beberapa hari ini suplai BBM ke semua SPBU di Timika kami batasi untuk menghindari terjadi kekosongan," jelas Fajar.

Kapal tanker tersebut mengangkut 1.000 kiloliter premium dan pertalite serta 600 kl solar.

Pihak Pertamina Wilayah 2 Regional VIII Papua Maluku meminta warga Timika tidak panik menyikapi kondisi tersebut dengan melakukan pengisian BBM secara berlebihan ataupun menimbun BBM untuk kembali dijual dengan harga mahal.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014, katanya, pembelian BBM jenis premium dan solar bersubsidi tidak bisa dilayani dengan jerigen. Adapun pembelian BBM non subsidi seperti Pertalite atau solar industri tidak bisa dilarang dengan menggunakan jerigen lantaran tidak dikenakan harga subsidi dari pemerintah.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024