Wamena (Antaranews Papua) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, pada dua tahun terakhir telah mengalokasikan dana sebesar Rp35 miliar untuk mengatasi krisis air bersih.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jayawijaya Max Hattu di Wamena, Sabtu mengatakan air PDAM yang selama ini dimanfaatkan tidak mengalir dengan baik akibat putusnya pipa.

Untuk mengatasi persoalan itu, pada tahun pertama Pemkab mengalokasikan Rp20 miliar dan tahun ke dua dianggarkan Rp15 miliar untuk pembangunan indep baru.

"Kita sudah bangun indep di Kampung Wasi. Pemda juga sudah bayar hak ulayat Rp1 miliar. Tahun ke dua pemerintah mengalokasikan dana Rp15 miliar dan telah dibangun fasilitas lain bersama IPAL yang ada di taman LIPI," katanya.

Pembangunan jaringan pipa baru harus dilakukan sebab jaringan pipa PDAM yang selama ini dimanfaatkan sudah rusak akibat tanah longsor.

"Saat ini air PDAM mati total di Wamena, penyebabnya terjadi longsoran yang besar di Napua, sekitar 300 meter hingga memutuskan pipa delapan inci, dan pipa sudah rusak parah," katanya.

Ia mengatakan air yang selama ini dimanfaatkan yang berada di Napua, juga sudah mengalami penurunan debit sehingga dipilih lokasi baru di Wasi, Distrik Welesi.

"Sumber air baku kita pindahkan ke Wasi, sebab debit air yang di Napua, kini hanya 12 liter per-detik. Pemindahan sumber air baku ke Wasi ini telah berjalan dua tahun," katanya.

Karena instalasi pipa air itu akan melewati permukiman warga, ia mengajak warga untuk bekerja sama dengan tidak memalang, sebab pemasangan pipa itu untuk kepentingan bersama.

Berdasarkan pantauan, sebagian warga di Kabupaten Jayawijaya masih mengandalkan air kali dan air hujan untuk kebutuhan setiap hari.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024