Wamena (Antaranews Papua) - Bupati Yalimo Lakius Peyon meresmikan bangunan terminal penumpang di Bandara Elelim, Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua, Kamis.
"Kami sampaikan terma kasih kepada Kemenhub yang sudah mulai membangun landasan, terminal, dengan beberapa perumahan (di kawasan bandara)," kata Lakius di sela-sela peresmian terminal penumpang Bandara Elelim itu.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meningkatkan standar kelayakan Bandara Elelim, Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua melalui pembangunan sejumlah fasilitas pendukung pelayanan.
Upaya Kemenhub itu diapresiasi oleh Bupati Yalimo yang menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang memberikan perhatian kepada masyarakat Yalimo.
Pemerintah Yalimo berharap Landasan Bandara Elelim diperpanjang pada tahun-tahun yang akan datang, agar pesawat jenis ATR bisa mendarat di sana.
"Kami berharap bandara ini bisa menjadi bandara alternatif setelah Bandara Wamena, karena dari sisi letak sudah memenuhi syarat untuk suatu saat menjadi bandara alternatif," katanya.
Lakius mengaku terus membangun komunikasi dengan masyarakat adat agar tanah di kawasan bandara bisa segera menjadi aset pemerintah.
"Kita usahakan agar ada pelepasan untuk tanah ini menjadi aset pemerintah, jadi tidak lagi dengan masyarakat adat," katanya.
Pelaksana tugas Kepala Bandara Kelas III Elelim Marthen Letsoin mengatakan gedung terminal penumpang itu diusulkan ke Kemenhub pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 sudah mulai dikerjakan.
Menurut dia, daya tampung ruang tunggu keberangkatan bandara itu mencapai 100 orang, dan jika ke depan ada pergerakan penumpang yang lebih tinggi maka akan dipertimbangkan untuk dilakukan perluasan.
"Luasnya 600 meter persegi (ruang tunggu keberangkatan dan kedatangan). Jadi kalau ada yang masih kurang nanti akan dipenuhi," katanya.
Marthen menjelaskan bahwa frekuensi penerbangan di Bandara Elelim cukup ramai dibandingkan beberapa bandara kelas III di wilayah pegunungan Papua.
"Jumlah penerbangan kalau satu hari bisa 7-8 kali untuk pesawat jenis B205d yaitu green caravan, PAC10 dari Cenderawasih, dan Tariku," katanya.
"Kami sampaikan terma kasih kepada Kemenhub yang sudah mulai membangun landasan, terminal, dengan beberapa perumahan (di kawasan bandara)," kata Lakius di sela-sela peresmian terminal penumpang Bandara Elelim itu.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meningkatkan standar kelayakan Bandara Elelim, Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua melalui pembangunan sejumlah fasilitas pendukung pelayanan.
Upaya Kemenhub itu diapresiasi oleh Bupati Yalimo yang menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang memberikan perhatian kepada masyarakat Yalimo.
Pemerintah Yalimo berharap Landasan Bandara Elelim diperpanjang pada tahun-tahun yang akan datang, agar pesawat jenis ATR bisa mendarat di sana.
"Kami berharap bandara ini bisa menjadi bandara alternatif setelah Bandara Wamena, karena dari sisi letak sudah memenuhi syarat untuk suatu saat menjadi bandara alternatif," katanya.
Lakius mengaku terus membangun komunikasi dengan masyarakat adat agar tanah di kawasan bandara bisa segera menjadi aset pemerintah.
"Kita usahakan agar ada pelepasan untuk tanah ini menjadi aset pemerintah, jadi tidak lagi dengan masyarakat adat," katanya.
Pelaksana tugas Kepala Bandara Kelas III Elelim Marthen Letsoin mengatakan gedung terminal penumpang itu diusulkan ke Kemenhub pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 sudah mulai dikerjakan.
Menurut dia, daya tampung ruang tunggu keberangkatan bandara itu mencapai 100 orang, dan jika ke depan ada pergerakan penumpang yang lebih tinggi maka akan dipertimbangkan untuk dilakukan perluasan.
"Luasnya 600 meter persegi (ruang tunggu keberangkatan dan kedatangan). Jadi kalau ada yang masih kurang nanti akan dipenuhi," katanya.
Marthen menjelaskan bahwa frekuensi penerbangan di Bandara Elelim cukup ramai dibandingkan beberapa bandara kelas III di wilayah pegunungan Papua.
"Jumlah penerbangan kalau satu hari bisa 7-8 kali untuk pesawat jenis B205d yaitu green caravan, PAC10 dari Cenderawasih, dan Tariku," katanya.