Jayapura (Antaranews Papua) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua memberikan pembekalan terkait Bumi Cenderawasih kepada 100 diplomat yang akan mengemban tugas sebagai perwakilan RI di luar negeri.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi Papua Alexander Kapisa dalam siaran persnya kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan dalam pembekalan tersebut disampaikan data-data pembangunan, keberhasilan yang dicapai serta tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pemprov setempat dalam memacu pembangunan di berbagai sektor.
"Para diplomat yang akan menjadi komunikator Indonesia di luar negeri, yang juga akan menjawab berbagai pertanyaan tentang Papua sangat perlu mengetahui kondisi riil tentang Bumi Cenderawasih kini, tentunya dengan mengacu pada data-data pembangunan yang ada," katanya.
Menurut Alexander, pemerintah kini bersungguh-sungguh menghadirkan pemerataan pembangunan dan keadilan di Papua, salah satu buktinya adalah dengan harga BBM yang sama dengan di Pulau Jawa.
"Masyarakat Papua sangat berterimakasih dengan kebijakan ini karena sangat mempengaruhi harga bahan pokok di daerah-daerah pegunungan dan terpencil yang sebelumnya sangat tinggi," ujarnya.
Senada dengan Alexander Kapisa, mantan Duta Besar RI untuk Turki Nahari Agustini mengatakan tentunya salah satu tugas diplomat adalah mempromosikan Indonesia di luar negeri.
"Sehingga diharapkan peserta pembekalan mendapatkan pemahaman yang lebih luas mengenai Papua, baik itu perkembangan pembangunan maupun mengenai seni budaya dan produk-produk unggulan Bumi Cenderawasih," katanya.
Sekadar diketahui, pembekalan bagi 100 diplomat tersebut merupakan rangkaian kegiatan pada acara Papua Culture dan Coffee Festival yang digelar oleh Kantor Badan Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi Papua di Jakarta untuk mempromosikan Bumi Cenderawasih kepada masyarakat luas, khususnya kepada pencinta kopi dan penikmat kuliner.
Selain kopi dan kuliner juga disajikan hiburan berupa tari-tarian dan musik yang menghadirkan musisi-musisi Papua seperti Frans Sisir, Lala Suages, Miki idol, Nobo Idol, Celo Epen Cupen, Mumu Stand Up Comedy, Tradisional Dance Nayak dan Mambefor serta Papua Original.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi Papua Alexander Kapisa dalam siaran persnya kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan dalam pembekalan tersebut disampaikan data-data pembangunan, keberhasilan yang dicapai serta tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pemprov setempat dalam memacu pembangunan di berbagai sektor.
"Para diplomat yang akan menjadi komunikator Indonesia di luar negeri, yang juga akan menjawab berbagai pertanyaan tentang Papua sangat perlu mengetahui kondisi riil tentang Bumi Cenderawasih kini, tentunya dengan mengacu pada data-data pembangunan yang ada," katanya.
Menurut Alexander, pemerintah kini bersungguh-sungguh menghadirkan pemerataan pembangunan dan keadilan di Papua, salah satu buktinya adalah dengan harga BBM yang sama dengan di Pulau Jawa.
"Masyarakat Papua sangat berterimakasih dengan kebijakan ini karena sangat mempengaruhi harga bahan pokok di daerah-daerah pegunungan dan terpencil yang sebelumnya sangat tinggi," ujarnya.
Senada dengan Alexander Kapisa, mantan Duta Besar RI untuk Turki Nahari Agustini mengatakan tentunya salah satu tugas diplomat adalah mempromosikan Indonesia di luar negeri.
"Sehingga diharapkan peserta pembekalan mendapatkan pemahaman yang lebih luas mengenai Papua, baik itu perkembangan pembangunan maupun mengenai seni budaya dan produk-produk unggulan Bumi Cenderawasih," katanya.
Sekadar diketahui, pembekalan bagi 100 diplomat tersebut merupakan rangkaian kegiatan pada acara Papua Culture dan Coffee Festival yang digelar oleh Kantor Badan Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi Papua di Jakarta untuk mempromosikan Bumi Cenderawasih kepada masyarakat luas, khususnya kepada pencinta kopi dan penikmat kuliner.
Selain kopi dan kuliner juga disajikan hiburan berupa tari-tarian dan musik yang menghadirkan musisi-musisi Papua seperti Frans Sisir, Lala Suages, Miki idol, Nobo Idol, Celo Epen Cupen, Mumu Stand Up Comedy, Tradisional Dance Nayak dan Mambefor serta Papua Original.