Jayapura (Antaranews Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan pada November 2018 kenaikan tarif angkutan udara menjadi penyebab utama terjadinya inflasi di Kota Jayapura sebesar 1,13 persen.

Kepala BPS Papua, Simon Sapary, di Jayapura, Senin, menjelaskan angkutan udara yang masuk dalam subkelompok pengeluaran barang dan jasa transportasi komunikasi dan jasa angkutan udara menjadi komoditi dengan kenaikan indeks terbesar, yaitu 0,863 persen.

"Sementara kelompok ini pada November 2018 memberikan andil inflasi sebesar 1,08 persen di Kota Jayapura," ujarnya.

Komoditi lain yang mendorong terjadinya inflasi adalah mobil, ikan cakalang/sisik, ikan ekor kuning, cabai rawit, ikan kembung, tarif pulsa, besi beton, wortel, bawang putih, dan lain-lain.

Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain, kangkung, deho, tomat sayur, sawi hijau, tomat buah, bawang merah, minyak goreng, beras, cabai merah, daging ayam ras, dan lain-lain.

Dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa, hanya kelompok bahan makanan yang pada periode tersebut mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,01. Sementara kelompok lainnya mengalami inflasi.

Pada November 2018, inflasi yang terjadi di Kota Jayapura menempatai urutan ketiga secara nasional. Sedangkan Merauke menjadi kota IHK tertinggi, yaitu 2,05 persen.

Simon menyebut inflasi tahun kalender di Kota Jayapura pada November sebesar 5,00 persen dan inflasi "year on year" (November 2018terhadap November 2017) sebesar 7,40 persen.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024