Jayapura (Antaranews Papua) - Pihak Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Papua menyebut potensi lahan persawahan di Kabupaten Nabire mencapai 6.000 hektare, namun kini yang sudah tergarap baru sebagian atau sekitar 50 persen.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtkultura Papua Semuel Siriwa, di Jayapura, Selasa, menjelaskan Nabire memiliki sumber air yang bagus karena adanya Bendungan Kalibumi.
"Di Nabire luas lahan baru sekitar 3.000 hektare, kalau jaringan pengairan dari bendungan yang ada maka potensinya bisa mencapai 6.000 hektare," ujarnya.
Menurut dia luas areal tanam padi di Nabire terus dikembangkan karena berbeda dengan daerah lain di Papua yang umumnya bertipe tadah hujan, di daerah tersebut airnya tersedia sepanjang tahun.
Siriwa mengungkapkan Nabire bisa menjadi daerah lumbung padi di kawasan utara Papua, terutama beberapa wilayah pegunungan di sekitarnya.
Meski jumlah area tanamnya masih jauh dibandingkan Kabupaten Merauke (sekitar 42.000 hektare), namun produksi beras dari daerah tersebut bisa menjadi sangat penting karena dari sisi pendistribusian jauh lebih mudah dibanding dari Merauke yang berada di sisi selatan.
Menurut dia produksi beras Papua baru bisa menutupi 63 persen kebutuhannya, dan masih 37 persen beras harus didatangkan dari luar.
Karenanya ia berharap area tanam padi di Papua bisa terus dikembangkan dan alih fungsi lahan bisa diminimalisir, terutama untuk persawahan yang ada di Kota Jayapura.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtkultura Papua Semuel Siriwa, di Jayapura, Selasa, menjelaskan Nabire memiliki sumber air yang bagus karena adanya Bendungan Kalibumi.
"Di Nabire luas lahan baru sekitar 3.000 hektare, kalau jaringan pengairan dari bendungan yang ada maka potensinya bisa mencapai 6.000 hektare," ujarnya.
Menurut dia luas areal tanam padi di Nabire terus dikembangkan karena berbeda dengan daerah lain di Papua yang umumnya bertipe tadah hujan, di daerah tersebut airnya tersedia sepanjang tahun.
Siriwa mengungkapkan Nabire bisa menjadi daerah lumbung padi di kawasan utara Papua, terutama beberapa wilayah pegunungan di sekitarnya.
Meski jumlah area tanamnya masih jauh dibandingkan Kabupaten Merauke (sekitar 42.000 hektare), namun produksi beras dari daerah tersebut bisa menjadi sangat penting karena dari sisi pendistribusian jauh lebih mudah dibanding dari Merauke yang berada di sisi selatan.
Menurut dia produksi beras Papua baru bisa menutupi 63 persen kebutuhannya, dan masih 37 persen beras harus didatangkan dari luar.
Karenanya ia berharap area tanam padi di Papua bisa terus dikembangkan dan alih fungsi lahan bisa diminimalisir, terutama untuk persawahan yang ada di Kota Jayapura.