Jayapura (Antaranews Papua) - Bupati Puncak Willem Wandik menyesalkan insiden pembunuhan di Kabupaten Nduga yang tidak hanya mengorbankan para pekerja jalan TransPapua juga berbuntut pada ketakutan serta trauma bagi masyarakat setempat.

"Jika kasus di Nduga ini dibiarkan maka pembangunan yang sedang dilakukan di wilayah tersebut akan terbengkelai, maka nantinya yang dirugikan kembali adalah masyarakat setempat," katanya yang juga merupakan anggota Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua di Jayapura, Selasa.

Menurut Willem, bisa dipastikan kepercayaan masyarakat kepada seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah, aparat dan lainnya akan turun sehingga harus ada tim rekonsiliasi yang berupaya untuk menenangkan serta menstabilkan kondisi warga di Nduga.

"Untuk itu, saya mendorong pihak gereja untuk turun dan mengumpulkan umatnya serta melakukan pendekatan persuasif untuk menolong aparat keamanan menemukan korban-korban yang belum ditemukan hingga kini," ujarnya yang juga merupakan kader Kingmi, mayoritas gereja di Nduga.

Willem menjelaskan sebagai putra asli Papua yang berasal dari Kabupaten Nduga, ada kesedihan tersendiri mengetahui banyak masyarakat lari ke hutan untuk bersembunyi karena ketakutan, dikhawatirkan warga tersebut akan kelaparan maka dapat menambah rentetan panjang kasus di wilayah setempat.

"Saya turut berduka dan sekali lagi sangat menyesal atas kejadian yang menyebabkan orang-orang yang membuka keterisolasian daerah tertutup ini menjadi korban," katanya lagi.

Dia menambahkan apalagi seharusnya pada bulan yang biasanya masyarakat merayakan Natal ini, seharusnya damai itu dapat dirasakan sehingga diharapkan ada tim relawan kepedulian yang dibentuk dan terdiri dari semua kalangan untuk merangkul masyarakat kembali.

"Jadi jika aparat keamanan sudah melaksanakan tugasnya, diharapkan memberikan kesempatan kepada pihak gereja untuk memberikan rekonsiliasi bagi umatnya, jangan sampai masyarakat sipil khususnya warga Nduga justru menjadi korban selanjutnya," ujarnya.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024