Jayapura (ANTARA News Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan kenaikan indeks yang terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,94 persen menjadi pemicu utama terjadinya inflasi di wilayah pedesaan Papua pada Desember 2018 sebesar 0,54 persen.

"Pada Desember 2018, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,54 persen yang dipicu oleh naiknya indeks harga pada kelompok pengeluaran rumah tangga," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Papua, Bambang Wahyu Ponco Aji, di Jayapura, Kamis.

Ia menyebut satu-satunya kelompok pengeluaran barang dan jasa yang tidak mengelami kenaikan indeks adalah kelompok transportasi dan komunikasi yang turun 0,04 persen.

Inflasi Pedesaan di Provinsi Papua pada Desember 2018 tercatat 0,54 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi perdesaan nasional sebesar 0,58 persen.

Dari 33 provinsi tercatat semua provinsi mengalami inflasi perdesaan, dengan inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Bali yaitu sebesar 1,25 persen dan Inflasi terkecil tercatat di Sumatera Utara sebesar 0,06 persen.

"Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi, inflasi tertinggi tercatat di Sulawesi Utara yang mengalami inflasi sebesar 1,22 persen dan inflasi terendah tercatat di Papua Barat sebesar 0,27 persen," kata dia.

Bambang menjelaskan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Papua pada Desember 2018 adalah 113,56 atau naik 0,67 persen.

Berdasarkan subsektor, tercatat subsektor tanaman pangan turun 0,40 persen, subsektor hortikultura naik 1,25 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,02 persen, subsektor peternakan naik 1,29 persen dan subsektor perikanan naik 2,48 persen.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024