Jayapura (ANTARA News Papua) - Pihak Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua menyatakan angka pertumbuhan ekonomi Papua pada 2018 yang dikeluarkan BPS sebesar 7,33 persen masih sesuai dengan proyeksi yang dibuat BI pada awal tahun lalu.

"Angka ini masih sejalan dengan apa yang kita proyeksikan karena pada dasarnya BI melakukan kegiatan-kegiatan FGD, survei dan kita juga sering berkomunikasi dengan BPS," ujar Kepala Tim Advisory Ekonomi Keuangan BI Papua Fauzan, di Jayapura, Rabu.

Sebelumnhya,  BPS Papua menyatakan pertumbuhan ekonomi Papua masih didominasi dari lapangan usaha tambang dan penggalian. Sementara sektor-sektor produksi yang tengah didorong produktifitasnya mengalami kontraksi.

Seperti pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pada 2017 pertumbuhannya mencapai 3,94 persen, tetapi pada 2018 hanya 3,31 persen. Lalu lapangan usaha industri pengolahan di 2018 tumbuh 5,65 persen, padahal tahun sebelumnya 6,46 persen.

Menanggapi hal tersebut Fauzan mengakui bila BI Papua harus melakukan pengolahan data dahulu sebelum bisa mengambil kesimpulan apa yang membuat lapangan usaha tersebut mengalami kontraksi.

"Data tersebut akan kita kaji karena saat ini kita juga sedang mengolah data. Kalau untuk memproses PDRB kita juga menunggu dari BPS, jadi sejauh ini kami sejalan dengan BPS," kata dia.

Dari data BPS, diketahui selain lapangan usaha pertambangan dan galian yang pertumbuhannya meningkat di 2018 (dari 3,90 persen menjadi 10,52 persen), ?masih ada beberapa sektor usaha lainnya yang mengalami pertumbuhan.

Diantaranya lapangan usaga pengadaan listrik dan gas (dari 4,11 persen menjadi6,89 persen), perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (6,24 persen menjadi 6m39 persen), transportasi dan pergudangan (5,98 persen menjadi 8,16 persen), jasa keuangan dan asuransi (2,61 persen menjadi 5,35 persen), dan lainnya.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024