Timika (ANTARA) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) tahun ini menyisihkan anggaran untuk membantu pembangunan Lapangan Terbang di Distrik Alama dan Jila, Kabupaten Mimika.
Sekretaris Eksekutif LPMAK Abraham Timang di Timika, Senin, mengatakan kedua Lapangan terbang tersebut sebelumnya telah dibangun oleh Pemkab setempat, namun landas pacunya kurang panjang sehingga tidak bisa didarati pesawat jenis twin otter.
"Di Alama itu sudah ada lapangan terbangnya yang dibangun oleh pemerintah. LPMAK akan melanjutkan pekerjaan perpanjangan landasan sampai 1.000 meter sehingga bisa didarati oleh pesawat yang lebih besar," jelas Abraham.
Sementara di Distrik Jila, katanya, sudah ada lapangan terbang yang dibangun oleh Pemkab Mimika, namun di Jila tersebut tidak bisa diperpanjang lagi lantaran kondisi medan geografisnya yang tidak menunjang.
Beberapa waktu lalu Pemkab Mimika sudah merintis pembangunan lapangan terbang baru di dekat Kali Piligogong, Distrik Jila.
"Di Jila juga sama sudah ada pembangunan awal lapangan terbang baru di Piligogong, sementara ini landasannya masih berupa batu kerikil. Itu yang nantinya akan kami perpanjang dan diaspal," kata Abraham.
Menurut dia, proses pengerjaan kedua lapangan terbang tersebut akan dilakukan beberapa waktu ke depan setelah LPMAK menyelesaikan pembuatan kontrak kerja dengan pihak kontraktor pelaksana pekerjaan.
"Tahun ini juga akan kami kerjakan kedua lapangan terbang tersebut," jelas Abraham.
Ia menegaskan keterlibatan LPMAK selaku lembaga nirlaba yang mengelola dana kemitraan dari PT Freeport Indonesia untuk pemberdayaan masyarakat lokal di Kabupaten Mimika semata-mata untuk membantu pemerintah daerah agar daerah-daerah di pedalaman yang selama ini terisolasi bisa segera terbuka.
Dengan terbukanya daerah-daerah pedalaman dan pesisir Mimika itu, katanya, maka program-program pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal bisa terlaksana sesuai harapan masyarakat setempat.
"Yang menjadi dasar utama kami terlibat dalam membantu Pemkab Mimika karena keberadaan lapangan terbang di daerah pedalaman itu sangat penting untuk memperlancar transportasi dari Timika ke kampung-kampung di pedalaman, demikian pun sebaliknya. Dengan demikian program pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga lainnya bisa terlaksana dengan baik," jelas Abraham.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas belum lama ini menyebut pada 2018 PT Freeport mengucurkan dana kemitraan untuk pemberdayaan masyarakat lokal di Mimika sebesar 60 juta dollar AS atau setara Rp900 miliar dengan kurs Rp14.000.
Selain itu, Freeport sendiri ikut terlibat dalam program community development dengan anggaran yang dikucurkan berjumlah 40 juta dollar AS.
"Jadi total dana untuk program pemberdayaan masyarakat lokal tahun 2018 sebanyak 100 juta dollar AS atau setara dengan kurs Rp14.000 yaitu Rp1,4 triliun hanya untuk tahun 2018," jelas Tony Wenas saat mendampingi Menteri ESDM Ignatius Jonan dalam kunjungan kerja ke Timika, pekan lalu.
Tony Wenas berharap keberadaan PT Freeport di Papua ke depan bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, terutama membantu pendidikan generasi muda Suku Amungme dan Kamoro serta suku-suku kekerabatan lain di sekitar area pertambangan PT Freeport.
Sekretaris Eksekutif LPMAK Abraham Timang di Timika, Senin, mengatakan kedua Lapangan terbang tersebut sebelumnya telah dibangun oleh Pemkab setempat, namun landas pacunya kurang panjang sehingga tidak bisa didarati pesawat jenis twin otter.
"Di Alama itu sudah ada lapangan terbangnya yang dibangun oleh pemerintah. LPMAK akan melanjutkan pekerjaan perpanjangan landasan sampai 1.000 meter sehingga bisa didarati oleh pesawat yang lebih besar," jelas Abraham.
Sementara di Distrik Jila, katanya, sudah ada lapangan terbang yang dibangun oleh Pemkab Mimika, namun di Jila tersebut tidak bisa diperpanjang lagi lantaran kondisi medan geografisnya yang tidak menunjang.
Beberapa waktu lalu Pemkab Mimika sudah merintis pembangunan lapangan terbang baru di dekat Kali Piligogong, Distrik Jila.
"Di Jila juga sama sudah ada pembangunan awal lapangan terbang baru di Piligogong, sementara ini landasannya masih berupa batu kerikil. Itu yang nantinya akan kami perpanjang dan diaspal," kata Abraham.
Menurut dia, proses pengerjaan kedua lapangan terbang tersebut akan dilakukan beberapa waktu ke depan setelah LPMAK menyelesaikan pembuatan kontrak kerja dengan pihak kontraktor pelaksana pekerjaan.
"Tahun ini juga akan kami kerjakan kedua lapangan terbang tersebut," jelas Abraham.
Ia menegaskan keterlibatan LPMAK selaku lembaga nirlaba yang mengelola dana kemitraan dari PT Freeport Indonesia untuk pemberdayaan masyarakat lokal di Kabupaten Mimika semata-mata untuk membantu pemerintah daerah agar daerah-daerah di pedalaman yang selama ini terisolasi bisa segera terbuka.
Dengan terbukanya daerah-daerah pedalaman dan pesisir Mimika itu, katanya, maka program-program pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal bisa terlaksana sesuai harapan masyarakat setempat.
"Yang menjadi dasar utama kami terlibat dalam membantu Pemkab Mimika karena keberadaan lapangan terbang di daerah pedalaman itu sangat penting untuk memperlancar transportasi dari Timika ke kampung-kampung di pedalaman, demikian pun sebaliknya. Dengan demikian program pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga lainnya bisa terlaksana dengan baik," jelas Abraham.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas belum lama ini menyebut pada 2018 PT Freeport mengucurkan dana kemitraan untuk pemberdayaan masyarakat lokal di Mimika sebesar 60 juta dollar AS atau setara Rp900 miliar dengan kurs Rp14.000.
Selain itu, Freeport sendiri ikut terlibat dalam program community development dengan anggaran yang dikucurkan berjumlah 40 juta dollar AS.
"Jadi total dana untuk program pemberdayaan masyarakat lokal tahun 2018 sebanyak 100 juta dollar AS atau setara dengan kurs Rp14.000 yaitu Rp1,4 triliun hanya untuk tahun 2018," jelas Tony Wenas saat mendampingi Menteri ESDM Ignatius Jonan dalam kunjungan kerja ke Timika, pekan lalu.
Tony Wenas berharap keberadaan PT Freeport di Papua ke depan bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, terutama membantu pendidikan generasi muda Suku Amungme dan Kamoro serta suku-suku kekerabatan lain di sekitar area pertambangan PT Freeport.