Semarang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menargetkan sebanyak 22.000 mesin EDC LinkAja terpasang di seluruh SPBU Pertamina hingga akhir tahun ini untuk memudahkan pengguna melakukan pembayaran nontunai.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid menyebutkan 22.000 mesin EDC tersebut akan dipasang di 77.000 nozzle di 5.518 SPBU yang dimiliki Pertamina.
"Kami sudah siapkan 22.000 EDC untuk LinkAja sampai akhir tahun. Itu akan kita pasang di 77.000 nozzle yang kami punya," kata Mas'ud saat meninjau penyelesaian SPBU baru di Rest Area KM 379 Batang, Jawa Tengah, Kamis.
Hingga akhir Mei ini, Pertamina menargetkan 1.000 mesin EDC LinkAja sudah terpasang di jalur Tol Trans Jawa dan Sumatera guna menghadapi arus mudik dan arus balik Lebaran 2019.
Ada pun LinkAja merupakan sistem pembayaran nontunai yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan BUMN dan mengintegrasikan seluruh produk fintechBUMN yakni T-cash milik Telkomsel, Yap! BNI, e-Cash Bank Mandiri, dan T-bank dari Bank BRI.
"LinkAja kami jadikan platform untuk nasional e-payment. Jadi bisa tukar poin sesama 'merchant' BUMN, baik poin pembelian BBM, transportasi KAI, parkir, dan lainnya. Kami mulai mengedukasi masyarakat untuk menggunakan LinkAja," katanya.
Selain membeli BBM, Pertamina juga memfasilitasi pembelian gas dan Bright Gas menggunakan LinkAja. Nantinya, sistem pembayaran ini akan diterapkan di 165.000 pangkalan gas Pertamina.
"Tiap desa kami wajibkan ada 1 outlet per pangkalan. Tiap outlet nanti kita kasih QR Code di depan pangkalannya sehingga setiap orang yang membeli Elpiji 3 kilogram tinggal foto QR Code itu," katanya.
Ada pun kepemilikan LinkAja masih dikuasai Telkom melalui Telkomsel. LinkAja merupakan penyatuan seluruh produk fintechBUMN yakni T-cash milik Telkomsel, Yap! BNI, e-Cash Bank Mandiri, dan T-bank dari Bank BRI.
LinkAja dimiliki delapan BUMN. Telkomsel menjadi pemegang saham dengan kepemilikan 25 persen. Bank Mandiri, BNI dan BRI masing-masing 20 persen. Sisanya, Pertamina tujuh persen dan BTN tujuh persen, Jiwasraya dan Danareksa masing-masing 0,5 persen.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid menyebutkan 22.000 mesin EDC tersebut akan dipasang di 77.000 nozzle di 5.518 SPBU yang dimiliki Pertamina.
"Kami sudah siapkan 22.000 EDC untuk LinkAja sampai akhir tahun. Itu akan kita pasang di 77.000 nozzle yang kami punya," kata Mas'ud saat meninjau penyelesaian SPBU baru di Rest Area KM 379 Batang, Jawa Tengah, Kamis.
Hingga akhir Mei ini, Pertamina menargetkan 1.000 mesin EDC LinkAja sudah terpasang di jalur Tol Trans Jawa dan Sumatera guna menghadapi arus mudik dan arus balik Lebaran 2019.
Ada pun LinkAja merupakan sistem pembayaran nontunai yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan BUMN dan mengintegrasikan seluruh produk fintechBUMN yakni T-cash milik Telkomsel, Yap! BNI, e-Cash Bank Mandiri, dan T-bank dari Bank BRI.
"LinkAja kami jadikan platform untuk nasional e-payment. Jadi bisa tukar poin sesama 'merchant' BUMN, baik poin pembelian BBM, transportasi KAI, parkir, dan lainnya. Kami mulai mengedukasi masyarakat untuk menggunakan LinkAja," katanya.
Selain membeli BBM, Pertamina juga memfasilitasi pembelian gas dan Bright Gas menggunakan LinkAja. Nantinya, sistem pembayaran ini akan diterapkan di 165.000 pangkalan gas Pertamina.
"Tiap desa kami wajibkan ada 1 outlet per pangkalan. Tiap outlet nanti kita kasih QR Code di depan pangkalannya sehingga setiap orang yang membeli Elpiji 3 kilogram tinggal foto QR Code itu," katanya.
Ada pun kepemilikan LinkAja masih dikuasai Telkom melalui Telkomsel. LinkAja merupakan penyatuan seluruh produk fintechBUMN yakni T-cash milik Telkomsel, Yap! BNI, e-Cash Bank Mandiri, dan T-bank dari Bank BRI.
LinkAja dimiliki delapan BUMN. Telkomsel menjadi pemegang saham dengan kepemilikan 25 persen. Bank Mandiri, BNI dan BRI masing-masing 20 persen. Sisanya, Pertamina tujuh persen dan BTN tujuh persen, Jiwasraya dan Danareksa masing-masing 0,5 persen.