Jakarta (ANTARA) - CEO Persija Jakarta Ferry Paulus menyatakan panitia pelaksana (panpel) PSM Makassar untuk leg kedua final Piala Indonesia 2018-2019 pada Minggu (28/7) lalu tidak cakap dalam menggelar pertandingan itu.
"Kami mengalami berbagai tekanan, mulai dari visual dan audio, melalui spanduk yang beredar di mana-mana, lalu menyalakan petasan hingga oknum yang menggeber-geber kendaraannya pada pukul 00.00 WITA dan 02.00 WITA tak jauh dari tempat kami menginap,"kata Ferry Paulus ketika melakukan konferensi pers di Kantor Persija, Jakarta Selatan, Selasa.
Ia mengklaim bahwa Persija Jakarta tidak mengambil pusing dengan adanya teror tersebut, pemain dan ofisial tetap bisa beristirahat dengan baik.
Namun, Ferry menyebut akibat ketidakcakapan panpel PSM Makassar, Persija Jakarta akhirnya mengalami insiden pelemparan pada bus yang ditumpangi usai menjalani latihan resmi di Stadion Andi Mattalatta eks Mattoanging yang membuat tim berjuluk Macan Kemayoran tidak nyaman dan memilih untuk tidak bertanding.
"Pihak panpel tidak berkoordinasi dan meminta pada pengamanan untuk melakukan dipertebalnya pengamanan saat latihan resmi berlangsung," ujar Ferry.
Ia menyebutkan sebagai panpel, seharusnya mereka bisa melakukan antisipasi terjadinya kemungkinan buruk akan terjadi.
Bahkan, ia menyebut adanya penumpukan suporter saat latihan resmi Persija Jakarta yang berlangsung Sabtu (27/7), karena adanya penjualan tiket secara langsung di sekitar stadion.
"Menurut info yang saya dapat ada sedikitnya 800 tiket yang dijual habis dalam waktu yang singkat. Sehingga banyak masyarakat yang berbondong-bondong tidak mendapatkan tiket tadi," kata Ferry Paulus.
Ia mengimbau kepada panpel PSM untuk menyiapkan pengamanan berlapis agar insiden pekan lalu tak terulang pada laga tunda yang menurut rencana digelar pada Selasa (6/8) mendatang.
Sebelumnya pihak Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar, Sulawesi Selatan, menegaskan siap mengamankan pertandingan final leg kedua Piala Indonesia yang tertunda karena alasan keamanan.
"Kita siap all out mengamankan pertandingan nanti. Saat ini bisa dilihat situasi Makassar tetap aman. Kita akan tetap melaksanakan pengamanan," tegas Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo.
Mengenai jadwal pertandingan yang digelar pada 6 Agustus 2019 di Stadion Andi Mattalatta terkait pengamanan suporter, kata dia, sejauh ini pihaknya tetap berkoordinasi dengan suporter agar semua berjalan aman dan tertib.
Begitu pun pada saat pertandingan digelar, jumlah personel pengamanan masih sama dengan yang lalu, yakni sekitar 3.500 personel TNI-Polri.
"Kami mengalami berbagai tekanan, mulai dari visual dan audio, melalui spanduk yang beredar di mana-mana, lalu menyalakan petasan hingga oknum yang menggeber-geber kendaraannya pada pukul 00.00 WITA dan 02.00 WITA tak jauh dari tempat kami menginap,"kata Ferry Paulus ketika melakukan konferensi pers di Kantor Persija, Jakarta Selatan, Selasa.
Ia mengklaim bahwa Persija Jakarta tidak mengambil pusing dengan adanya teror tersebut, pemain dan ofisial tetap bisa beristirahat dengan baik.
Namun, Ferry menyebut akibat ketidakcakapan panpel PSM Makassar, Persija Jakarta akhirnya mengalami insiden pelemparan pada bus yang ditumpangi usai menjalani latihan resmi di Stadion Andi Mattalatta eks Mattoanging yang membuat tim berjuluk Macan Kemayoran tidak nyaman dan memilih untuk tidak bertanding.
"Pihak panpel tidak berkoordinasi dan meminta pada pengamanan untuk melakukan dipertebalnya pengamanan saat latihan resmi berlangsung," ujar Ferry.
Ia menyebutkan sebagai panpel, seharusnya mereka bisa melakukan antisipasi terjadinya kemungkinan buruk akan terjadi.
Bahkan, ia menyebut adanya penumpukan suporter saat latihan resmi Persija Jakarta yang berlangsung Sabtu (27/7), karena adanya penjualan tiket secara langsung di sekitar stadion.
"Menurut info yang saya dapat ada sedikitnya 800 tiket yang dijual habis dalam waktu yang singkat. Sehingga banyak masyarakat yang berbondong-bondong tidak mendapatkan tiket tadi," kata Ferry Paulus.
Ia mengimbau kepada panpel PSM untuk menyiapkan pengamanan berlapis agar insiden pekan lalu tak terulang pada laga tunda yang menurut rencana digelar pada Selasa (6/8) mendatang.
Sebelumnya pihak Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar, Sulawesi Selatan, menegaskan siap mengamankan pertandingan final leg kedua Piala Indonesia yang tertunda karena alasan keamanan.
"Kita siap all out mengamankan pertandingan nanti. Saat ini bisa dilihat situasi Makassar tetap aman. Kita akan tetap melaksanakan pengamanan," tegas Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo.
Mengenai jadwal pertandingan yang digelar pada 6 Agustus 2019 di Stadion Andi Mattalatta terkait pengamanan suporter, kata dia, sejauh ini pihaknya tetap berkoordinasi dengan suporter agar semua berjalan aman dan tertib.
Begitu pun pada saat pertandingan digelar, jumlah personel pengamanan masih sama dengan yang lalu, yakni sekitar 3.500 personel TNI-Polri.