Asmat (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, menggelar kegiatan pemantapan peran penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB) di Hotel Assedu Agats pada Kamis (1/8).
Kegiatan dalam rangka mendukung promosi dan konseling kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi terselenggara atas kerja sama DPPKB Asmat dengan BKKBN Provinsi Papua.
Acara ini dibuka Bupati Asmat Elisa Kambu, dan dihadiri Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Papua Baso Pikres, Sekretaris DPPKB Asmat Sutapin, para penyuluh KKBPK serta tokoh masyarakat.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan bahwa pembangunan Kabupaten Asmat tidak hanya difokuskan pada infrastruktur. Sektor lainnya seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sosial juga digenjot.
“Salah satunya pembangunan kesehatan melalui program keluarga berencana. Program ini sangat baik untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, termasuk mendorong peningkatan ekonomi keluarga,” kata Elisa.
Kegiatan pemantapan peran PKB/PLKB dalam promosi dan konseling kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi, kata Elisa, sangatlah penting. Terutama warga Asmat masih belum memahami perencanaan reproduksi dengan baik.
“Program KB untuk menjaga jarak kelahiran sehingga ibu sehat, anak juga sehat. Dinas Pemberdayaan Perempuan harus terus melakukan sosialisasi terkait program ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Papua Baso Pikres mengungkapkan bahwa masih banyak warga Papua yang menganggap program KB sebagai pembatasan kelahiran.
“Sehingga masih banyak yang menolak program ini. Sebenarnya program ini untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak,” katanya.
Baso menambahkan program keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) merupakan program nasional yang bertujuan menekan laju kematian ibu dan anak di Indonesia, salah satunya di Papua.
“Program ini hadir untuk merencanakan keluarga secara maksimal, baik itu awal mulai menikah, perencanaan jumlah anak hingga manajemen jarak kelahiran,” ujarnya. (*/adv)
Kegiatan dalam rangka mendukung promosi dan konseling kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi terselenggara atas kerja sama DPPKB Asmat dengan BKKBN Provinsi Papua.
Acara ini dibuka Bupati Asmat Elisa Kambu, dan dihadiri Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Papua Baso Pikres, Sekretaris DPPKB Asmat Sutapin, para penyuluh KKBPK serta tokoh masyarakat.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan bahwa pembangunan Kabupaten Asmat tidak hanya difokuskan pada infrastruktur. Sektor lainnya seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sosial juga digenjot.
“Salah satunya pembangunan kesehatan melalui program keluarga berencana. Program ini sangat baik untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, termasuk mendorong peningkatan ekonomi keluarga,” kata Elisa.
Kegiatan pemantapan peran PKB/PLKB dalam promosi dan konseling kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi, kata Elisa, sangatlah penting. Terutama warga Asmat masih belum memahami perencanaan reproduksi dengan baik.
“Program KB untuk menjaga jarak kelahiran sehingga ibu sehat, anak juga sehat. Dinas Pemberdayaan Perempuan harus terus melakukan sosialisasi terkait program ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Papua Baso Pikres mengungkapkan bahwa masih banyak warga Papua yang menganggap program KB sebagai pembatasan kelahiran.
“Sehingga masih banyak yang menolak program ini. Sebenarnya program ini untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak,” katanya.
Baso menambahkan program keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) merupakan program nasional yang bertujuan menekan laju kematian ibu dan anak di Indonesia, salah satunya di Papua.
“Program ini hadir untuk merencanakan keluarga secara maksimal, baik itu awal mulai menikah, perencanaan jumlah anak hingga manajemen jarak kelahiran,” ujarnya. (*/adv)