Tokyo, Jepang (ANTARA) - Jepang hari ini menyambut gembira dongeng di lapangan golf ketika Hinako Shibuno, pegolf sensasional berusia 20 tahun yang dikenal dengan sebutan Cinderella si murah senyum atau 'Smiling Cinderella', secara mengejutkan menjuarai British Open.
"Dia berhasil!" seru presenter TV Tomoaki Ogura setelah Shibuno yang melakukan debut turnamen internasionalnya, menjadi pegolf pertama Jepang yang menjuarai turnamen besar dalam kurun 42 tahun terakhir.
"Siapa yang mengira dia bisa melakukan sebagus ini pada kompetisi pertamanya di luar negeri, sebuah kejuaraan besar?", sambung Ogura dalam tayangan pagi pada satu stasiun televisi swasta.
Kemenangan pertama Shibun pada kejuaraan besar pertamanya ini mendominasi tayangan pagi televisi-televisi Jepang, Senin, menjadi berita utama televisi di mana pun di Jepang.
Dongeng ini terlalu terlambat menjadi halaman muka koran-koran Jepang, tetapi menjadi berita besar pada laman koran-koran Jepang itu.
Kendati golf sangat populer di Jepang, hanya seorang pegolf Jepang yang pernah sekali menjuarai turnamen besar, yakni Chako Higuchi, pada Kejuaraan PGA Putri 1977.
Media sosial dibanjiri oleh ucapan selamat kepada pegolf putri berusia 29 tahun itu yang baru tahun lalu terjun ke golf profesional.
"Seorang bintang telah lahir!" cuit seorang netizen Jepang. "Sebuah pencapaian bersejarah," sambung netizen lainnya.
"Dia jenis baru pemain golf," tulis harian Daily Sports mengutip kalimat Chako Higuchi.
Shibuno memasukkan birdie putt dari jarak 18 kaki pada lubang terakhir demi memastikan gelar juara di Woburn, kemarin Minggu, untuk finis 68 dan 18 di bawah par guna mengalahkan jagoan Amerika Serikat Lizette Salas dengan sekali ayunan pukulan.
Pegolf putri nomor satu dunia dari Korea Selatan, Ko Jin-young, harus puas menempati urutan ketiga dengan 66.
"Saya enggak cuma bahagia, saya merasa luar biasa!", kata Jun Sato, kepala klub golf di mana Shibuno berlatih sampai lulus SMA, kepada koran Mainichi Shimbun.
Shibuno malah merasa terbebani oleh kemenangan ini. "Saya tak merasa segugup itu ketika saya berada di putt terakhir," kata dia kepada wartawan seperti dikutip AFP.
Tapi setelah juara, dia justru sangat tertekan sampai berkata, "Saya tak tahu harus ngomong apa!"
"Dia berhasil!" seru presenter TV Tomoaki Ogura setelah Shibuno yang melakukan debut turnamen internasionalnya, menjadi pegolf pertama Jepang yang menjuarai turnamen besar dalam kurun 42 tahun terakhir.
"Siapa yang mengira dia bisa melakukan sebagus ini pada kompetisi pertamanya di luar negeri, sebuah kejuaraan besar?", sambung Ogura dalam tayangan pagi pada satu stasiun televisi swasta.
Kemenangan pertama Shibun pada kejuaraan besar pertamanya ini mendominasi tayangan pagi televisi-televisi Jepang, Senin, menjadi berita utama televisi di mana pun di Jepang.
Dongeng ini terlalu terlambat menjadi halaman muka koran-koran Jepang, tetapi menjadi berita besar pada laman koran-koran Jepang itu.
Kendati golf sangat populer di Jepang, hanya seorang pegolf Jepang yang pernah sekali menjuarai turnamen besar, yakni Chako Higuchi, pada Kejuaraan PGA Putri 1977.
Media sosial dibanjiri oleh ucapan selamat kepada pegolf putri berusia 29 tahun itu yang baru tahun lalu terjun ke golf profesional.
"Seorang bintang telah lahir!" cuit seorang netizen Jepang. "Sebuah pencapaian bersejarah," sambung netizen lainnya.
"Dia jenis baru pemain golf," tulis harian Daily Sports mengutip kalimat Chako Higuchi.
Shibuno memasukkan birdie putt dari jarak 18 kaki pada lubang terakhir demi memastikan gelar juara di Woburn, kemarin Minggu, untuk finis 68 dan 18 di bawah par guna mengalahkan jagoan Amerika Serikat Lizette Salas dengan sekali ayunan pukulan.
Pegolf putri nomor satu dunia dari Korea Selatan, Ko Jin-young, harus puas menempati urutan ketiga dengan 66.
"Saya enggak cuma bahagia, saya merasa luar biasa!", kata Jun Sato, kepala klub golf di mana Shibuno berlatih sampai lulus SMA, kepada koran Mainichi Shimbun.
Shibuno malah merasa terbebani oleh kemenangan ini. "Saya tak merasa segugup itu ketika saya berada di putt terakhir," kata dia kepada wartawan seperti dikutip AFP.
Tapi setelah juara, dia justru sangat tertekan sampai berkata, "Saya tak tahu harus ngomong apa!"