Jakarta (ANTARA) - Pertunjukan musik Bambu Tada di Festival Morotai, Maluku Utara, yang diiringi tarian kolosal yang dibawakan oleh sekitar 2.000 peserta berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri).
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang berkesempatan menyaksikan pemecahan rekor Muri mengatakan turut bangga dengan pencapaian masyarakat daerah Morotai. Menpar menyaksikan pemberian piagam penghargaan dari MURI kepada Bupati Morotai.
"Daerah ini luar biasa. Masyarakatnya sangat kompak, alamnya bagus, daerahnya juga menyimpan nilai sejarah. Semoga Morotai bisa menarik minat kunjungan wisatawan lebih banyak lagi," kata Arief Yahya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Untuk memajukan wisata Morotai, Menpar mendukung usulan Bupati Morotai Benny Laos agar membuka lima rute penerbangan langsung dari luar negeri ke Morotai serta pengembangan kapasitas bandara untuk menampung lebih banyak wisatawan.
"Kementerian Pariwisata berkomitmen untuk mempromosikan potensi pariwisata Morotai di ajang bergengsi misalnya bursa promosi pariwisata bergengsi di luar negeri," tambahnya lagi.
Menpar juga mengapresiasi rencana Bupati untuk membangun Poltekpar Sahid dan berjanji mendukung pengembangan SDM melalui skema 3C, yaitu Curriculum berstandar global, Certification untuk keterbukaan peluang kerja di tingkat regional, dan Center of Excellence untuk pengembangan potensi wisata daerah.
"Pengembangan kualitas dan penambahan kuantitas SDM perlu dilakukan agar daerah tujuan wisata dapat memberikan pelayanan terbaiknya," kata Menpar.
Bupati Pulau Morotai, Benny Laos, mengatakan sekitar 2.000 orang anggota masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan dan usia berpartisipasi dalam pertunjukan Musik Bambu Tada.
“Bambu tada adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mengeluarkan bunyi-bunyian khas bambu. Bambu itu dimainkan dengan caradiketuk-ketukan ke tanah. Bambu tada berfungsi sebagai musik pengiring dan dimainkan bersama alat musik lain,” katanya.
Pada penampilannya dalam rangka memecahkan rekor Muri, pemain bambu tada juga membentuk berbagai formasi menarik sambil memainkan alat musik itu. Untuk mencapai hasil yang baik, persiapan pun sudah dilakukan sejak beberapa bulan sebelum penampilan. Setiap sore, para peserta berlatih bersama tim koreografer Eko 'Pece' Supriyanto.
Semangat para peserta tidak berkurang, meski cuaca saat itu tidak begitu bersahabat. Meski gerimis, mereka tetap memberikan penampilan terbaik. Hal ini tentunya memukau Menpar, Bupati Morotai, serta seluruh hadirin dan warga masyarakat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang berkesempatan menyaksikan pemecahan rekor Muri mengatakan turut bangga dengan pencapaian masyarakat daerah Morotai. Menpar menyaksikan pemberian piagam penghargaan dari MURI kepada Bupati Morotai.
"Daerah ini luar biasa. Masyarakatnya sangat kompak, alamnya bagus, daerahnya juga menyimpan nilai sejarah. Semoga Morotai bisa menarik minat kunjungan wisatawan lebih banyak lagi," kata Arief Yahya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Untuk memajukan wisata Morotai, Menpar mendukung usulan Bupati Morotai Benny Laos agar membuka lima rute penerbangan langsung dari luar negeri ke Morotai serta pengembangan kapasitas bandara untuk menampung lebih banyak wisatawan.
"Kementerian Pariwisata berkomitmen untuk mempromosikan potensi pariwisata Morotai di ajang bergengsi misalnya bursa promosi pariwisata bergengsi di luar negeri," tambahnya lagi.
Menpar juga mengapresiasi rencana Bupati untuk membangun Poltekpar Sahid dan berjanji mendukung pengembangan SDM melalui skema 3C, yaitu Curriculum berstandar global, Certification untuk keterbukaan peluang kerja di tingkat regional, dan Center of Excellence untuk pengembangan potensi wisata daerah.
"Pengembangan kualitas dan penambahan kuantitas SDM perlu dilakukan agar daerah tujuan wisata dapat memberikan pelayanan terbaiknya," kata Menpar.
Bupati Pulau Morotai, Benny Laos, mengatakan sekitar 2.000 orang anggota masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan dan usia berpartisipasi dalam pertunjukan Musik Bambu Tada.
“Bambu tada adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mengeluarkan bunyi-bunyian khas bambu. Bambu itu dimainkan dengan caradiketuk-ketukan ke tanah. Bambu tada berfungsi sebagai musik pengiring dan dimainkan bersama alat musik lain,” katanya.
Pada penampilannya dalam rangka memecahkan rekor Muri, pemain bambu tada juga membentuk berbagai formasi menarik sambil memainkan alat musik itu. Untuk mencapai hasil yang baik, persiapan pun sudah dilakukan sejak beberapa bulan sebelum penampilan. Setiap sore, para peserta berlatih bersama tim koreografer Eko 'Pece' Supriyanto.
Semangat para peserta tidak berkurang, meski cuaca saat itu tidak begitu bersahabat. Meski gerimis, mereka tetap memberikan penampilan terbaik. Hal ini tentunya memukau Menpar, Bupati Morotai, serta seluruh hadirin dan warga masyarakat.