Jakarta (ANTARA) - Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta yang terdiri atas Gubernur Anies Baswedan, Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono, Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Gatot Eddy Pramono bertemu dengan tokoh dan mahasiswa asal Papua membicarakan kebinekaan dan mempererat persatuan di Ibu Kota.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Mapolda Metro Jaya, Jumat, Anies menekankan bahwa siapa pun dan apa pun latar belakang masyarakat yang ada di Jakarta, memiliki tanggung jawab ekstra karena apa pun yang terjadi di Jakarta akan mempunyai implikasi nasional.
"Jakarta adalah tempat berkumpulnya seluruh komponen yang ada di Republik Indonesia ini. Dari paling utara, selatan, timur, sampai paling barat ada di kota ini. Semuanya terwakili," ucap Anies dalam sambutannya.
Anies melanjutkan, "Latar belakang kita, bukan kita yang menentukan. Di mana kita lahir, bukan kita yang menentukan. Namun, di mana kita mau berkarya, itu pilihan kita."
Oleh karena itu, dia sering menyampaikan bahwa keberagaman adalah anugerah, sesuatu yang sudah ditakdirkan. Akan tetapi, persatuan adalah hasil usaha bersama.
"Mari kita lanjukan bersama-sama suasana persatuan dan persaudaraan yang ada di Jakarta," katanya lagi
Terkait dengan kondisi saat ini mengenai situasi keamanan di Papua yang berpotensi melebar ke wilayah lainnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Gatot Eddy Pramono mengatakan bahwa pihak kepolisian dan TNI (Kodam Jaya) menjamin keamanan aktivitas masyarakat Papua yang ada di Jakarta.
"Silakan saudara-suadara kita yang melaksanakan aktivitas kerja, kuliah, beraktivitas seperti biasa. Kami TNI/Polri akan menjamin keamanan saudara-saudara kita. Bahkan, tokoh-tokoh dari Betawi juga, ormas-ormas mendukung, semua kita bersaudara," ucap Gatot.
Kapolda menekankan, "Tidak ada permasalahan di antara kita. Di Jakarta ini semua berkumpul. Yakinlah itu, percayalah itu, semua komponen yang tinggal di Jakarta kita bersatu padu, ayo silakan beraktivitas, jangan takut jangan khawatir. Kalau ada yg mengintimidasi, kalau ada yg memprovokasi, kami TNI/Polri paling depan untuk menghadapi itu."
Sementara itu, tokoh masyarakat Papua di Jakarta Baharuddin Fara Wowan mengapresiasi terselenggaranya pertemuan ini yang memberi ruang komunikasi bagi mereka dengan Forkopimda untuk membahas situasi yang terjadi.
"Karena bagaimanapun pada era digital segala bentuk akses informasi dapat memicu perpecahan, persatuan, dan kesatuan. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan di DKI Jakarta atas pertemuan ini," ucap Baharuddin.
Dalam kesempatan itu, Baharuddin juga menitipkan pesan pada masyarakat di Papua dan Papua Barat bahwa mereka di Jakarta disambut dengan baik.
"Kami sampaikan kepada saudara-saudara kami di Papua dan Papua Barat, kami diberikan kesempatan dan bahkan akan berkunjung ke asrama-asrama mahasiswa milik Papua dan Papua Barat," katanya.
Ia berharap berawal dari pertemuan ini segera ada pengungkapan pelaku rasis maupun kekerasan sehingga dapat meredam segala bentuk kekerasan rasisme di Tanah Air.
"Kami harap kejadian ini adalah yang terakhir tentang rasisme karena kita telah berikrar bersatu tanah air, bersatu bangsa, bersatu bahasa, bahasa Indonesia," ucapnya menambahkan.
Seperti diketahui situasi keamanan di Papua dan Papua Barat memanas dipicu oleh permasalahan dugaan rasisme di Surabaya dan Malang.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Mapolda Metro Jaya, Jumat, Anies menekankan bahwa siapa pun dan apa pun latar belakang masyarakat yang ada di Jakarta, memiliki tanggung jawab ekstra karena apa pun yang terjadi di Jakarta akan mempunyai implikasi nasional.
"Jakarta adalah tempat berkumpulnya seluruh komponen yang ada di Republik Indonesia ini. Dari paling utara, selatan, timur, sampai paling barat ada di kota ini. Semuanya terwakili," ucap Anies dalam sambutannya.
Anies melanjutkan, "Latar belakang kita, bukan kita yang menentukan. Di mana kita lahir, bukan kita yang menentukan. Namun, di mana kita mau berkarya, itu pilihan kita."
Oleh karena itu, dia sering menyampaikan bahwa keberagaman adalah anugerah, sesuatu yang sudah ditakdirkan. Akan tetapi, persatuan adalah hasil usaha bersama.
"Mari kita lanjukan bersama-sama suasana persatuan dan persaudaraan yang ada di Jakarta," katanya lagi
Terkait dengan kondisi saat ini mengenai situasi keamanan di Papua yang berpotensi melebar ke wilayah lainnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Gatot Eddy Pramono mengatakan bahwa pihak kepolisian dan TNI (Kodam Jaya) menjamin keamanan aktivitas masyarakat Papua yang ada di Jakarta.
"Silakan saudara-suadara kita yang melaksanakan aktivitas kerja, kuliah, beraktivitas seperti biasa. Kami TNI/Polri akan menjamin keamanan saudara-saudara kita. Bahkan, tokoh-tokoh dari Betawi juga, ormas-ormas mendukung, semua kita bersaudara," ucap Gatot.
Kapolda menekankan, "Tidak ada permasalahan di antara kita. Di Jakarta ini semua berkumpul. Yakinlah itu, percayalah itu, semua komponen yang tinggal di Jakarta kita bersatu padu, ayo silakan beraktivitas, jangan takut jangan khawatir. Kalau ada yg mengintimidasi, kalau ada yg memprovokasi, kami TNI/Polri paling depan untuk menghadapi itu."
Sementara itu, tokoh masyarakat Papua di Jakarta Baharuddin Fara Wowan mengapresiasi terselenggaranya pertemuan ini yang memberi ruang komunikasi bagi mereka dengan Forkopimda untuk membahas situasi yang terjadi.
"Karena bagaimanapun pada era digital segala bentuk akses informasi dapat memicu perpecahan, persatuan, dan kesatuan. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan di DKI Jakarta atas pertemuan ini," ucap Baharuddin.
Dalam kesempatan itu, Baharuddin juga menitipkan pesan pada masyarakat di Papua dan Papua Barat bahwa mereka di Jakarta disambut dengan baik.
"Kami sampaikan kepada saudara-saudara kami di Papua dan Papua Barat, kami diberikan kesempatan dan bahkan akan berkunjung ke asrama-asrama mahasiswa milik Papua dan Papua Barat," katanya.
Ia berharap berawal dari pertemuan ini segera ada pengungkapan pelaku rasis maupun kekerasan sehingga dapat meredam segala bentuk kekerasan rasisme di Tanah Air.
"Kami harap kejadian ini adalah yang terakhir tentang rasisme karena kita telah berikrar bersatu tanah air, bersatu bangsa, bersatu bahasa, bahasa Indonesia," ucapnya menambahkan.
Seperti diketahui situasi keamanan di Papua dan Papua Barat memanas dipicu oleh permasalahan dugaan rasisme di Surabaya dan Malang.