Jayapura (ANTARA) - Tokoh perempuan Papua Herlina Rosa Papare mengatakan terkait pulangnya mahasiswa Papua yang melanjutkan studi di luar daerahnya, kedepannya sebelum mereka hendak dikirim untuk melanjutkan studi harus dibekali oleh pemerintah daerah dan juga orang tua.

Pembekalan yang diberikan lebih pada pembekalan mental dan moral.

"Kita semata-semata menyalahkan pemerintah harusnya kita lihat anak-anak kita di perantauan juga tidak mulus, ada kejahatan dan kesalahan yang dia lakukan, tetapi dia tidak terbuka tentang kejahatan itu," kata Herlina di Jayapura,Rabu.

Mengacu dari itu kedepannya, kata dia, sebelum orang tua melepaskan anak-anaknya untuk kuliah diluar Papua harus membekali anak-anaknya. Kemudian, pemerinah daerah juga harus melakukan pembekalan terhadap mahasiswa yang hendak kuliah diluar Papua.

"Pergi keluar Papua untuk menimba ilmu bukan melakukan kejahatan, kalau hasil yang ada ibarat imbas dari kejahatan anak-anak kita di Papua, jangan bersikap brutal yang akibatnya merugikan kita semua," ujar Herlina yang juga Ketua Yayasan Pengabdi Pancasila Kawasan Timur Indonesia itu.

Herlina berharap ke depan pemerintah harus memprogramkan pembekalan bagi anak-anak mahasiswa Papua yang hendak dikirim untuk kuliah di luar Papua, jangan hanya memberikan biaya tanpa membekali anak mahasiswa yang hendak melanjutkan studinya diluar daerahnya.

"Pembekalan yang diberikan lebih pada pembekalan mental dan moral, sopan santunya harus dibekali karena kadang-kadang anak-anak Papua yang kuliah diluar Papua itu mereka mabuk, di sini tidak mabuk di depan orang tua tapi di luar orang tua dia mabuk," katanya.

Menurut dia, kalau boleh kini pemerintah dalam hal ini Gubernur harus berusaha tidak bisa mengembalikan mahasiswa yang kembali ke Papua ini ke masing-masing kabupaten, melainkan bupati masing-masing bupati harus datangi mahasiswanya dan mengiventisir mereka kemudian dibekali.

"Sebagai anak-anak Papua kan kita menyesal dengan apa yang dilakukan oleh anak-anak Papua kemudian kita menuntut harga diri dan segala macam, itu luapan emosi, mereka di jawa juga punya harga diri, mungkin apa yang dilakukan bisa saja merupakan akumulasi dari semua perlakuan jahat yang pernah dilakukan oleh mahasiswa Papua," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan hingga kini kurang lebih 1.037 mahasiswa Papua dari berbagai kota studi di Indonesia memilih pulang ke Tanah Papua.

"Kami membicarakan solusi pemulangan mahasiswa Papua, anak-anak yang pulang hampir seribu lebih sampai data kemarin yang didata Polda Papua sudah mencapai seribu tiga puluh tujuh orang, kemungkinan akan bertambah," katanya.

Pemerintah Provinsi Papua juga belum mengetahui pasti alasan pulangnya ribuan mahasiswa tersebut.

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024