Jayapura (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura mengklaim terjadi penurunan debit air bersih di sejumlah intake Kota Jayapura dalam kurun waktu Agustus-September 2019.

Direktur Umum PDAM Jayapura Entis Sutisna di Jayapura, Selasa mengatakan penurunan debit air bersih ini dikarenakan terjadi perubahan iklim selama kurun waktu tersebut dan rendahnya curah hujan.

"Seperti yang terjadi di intake Ajen dan Angkasa, bahkan penurunan debit airnya bisa mencapai hampir 80 persen, khususnya Angkasa normalnya 50 liter per detik, tapi sekarang tinggal 25 liter per detik," katanya.

Menurut Entis, seperti di intake Bhayangkara sisanya cuma 2 liter per detik, bahkan pernah nyaris tidak ada, padahal sebelumnya biasa rata rata 15 liter per detik.

"Jadi memang wilayah Angkasa Bhayangkara ini kondisinya sangat kekurangan, termasuk intake Entrop biasanya 75 liter per detik sekarang tinggal setengahnya yakni 30 liter per detik," ujarnya.

Dia menjelaskan sedangkan untuk intake Borgonji yang melayani Tanah Hitam, Abe Pantai dan Skyline, Kampung Buton
biasanya 20 liter per detik, sekarang tinggal 5 liter per detik.

"Untuk mengatasi hal ini, kami telah menyediakan dua unit mobil tangki untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat khususnya yang rajin dan rutin membayar tagihan," katanya lagi.

Dia menambahkan upaya lain yang juga dilakukan adalah melakukan interkoneksi dengan jaringan lain yang ada airnya, walaupun secara sistem akan mempengaruhi beberapa wilayah lain, namun hal ini demi pemerataan, misalnya wilayah tanah hitam dan Abe Pantai yang kini susah, maka akan dikoneksikan dengan intake Brogonji sehingga air bisa dialirkan seminggu sekali.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024