Jayapura (ANTARA) - Bupati Puncak, Papua, Willem Wandik mengatakan setelah peristiwa kontak tembak antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dengan aparat keamanan hingga menewaskan tiga warga sipil,  warga menjadikan alasan untuk meminta agar pasukan segera ditarik guna menghindari jatuhnya korban jiwa di masyarakat.

"Permintaan itu sudah disampaikan saat pertemuan dengan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab yang dilaksanakan di Ilaga Sabtu (21/9)," kata Bupati Wandik kepada Antara, Minggu.

Bupati Wandik yang dihubungi dari Jayapura mengatakan sebagai kepala daerah pihaknya mendukung permintaan tersebut mengingat yang menjadi korban adalah masyarakat karena KKB menggunakan warga sebagai tameng.

“Masyarakat akan terus menjadi korban sehingga pihaknya berharap ada pola lain yang diterapkan saat melakukan pengejaran terhadap KKB,” kata Wandik melalui sambungan telepon.
 
Ia mengatakan dalam pertemuan yang juga dihadiri Ketua Tim Asistensi Kapolri Irjen Pol Paulus Waterpauw berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan dan dilakukan untuk rekonsiliasi hingga Kabupaten Puncak kembali aman.

"Di Papua harus dilakukan tindakan persuasif guna meminimalisir korban di tengah masyarakat," kata Bupati Wandik.

Sementara Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto secara terpisah mengakui adanya permintaan penarikan yang disampaikan kepada Pangdam XVII Cenderawasih saat berkunjung ke Ilaga.

Namun, dalam pertemuan tersebut Pangdam Cenderawasih menyatakan belum memutuskan langkah terkait permintaan penarikan pasukan karena harus disampaikan kepada pimpinan. 

"Bupati Puncak pun sudah membuat surat terkait masalah tersebut,"  ujar Letkol CPL Eko yang turut mendampingi Pangdam Mayjen TNI Herman Asaribab berkunjung ke Ilaga.

Kontak tembak antara KKB dengan aparat keamanan selain menyebabkan tiga warta meninggal juga melukai empat warga sipil yang saat ini sudah dievakuasi dan dirawat di RSUD Timika.

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024