Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 140 orang perantau Minang yang mengungsi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, diterbangkan dari Bandara Sentani menggunakan pesawat Express Air jenis Boeing 737 seri 300 langsung ke Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (3/10) malam.
Ratusan pengungsi itu sebelumnya bermukim di Wamena dan merupakan korban kerusuhan yang terjadi di kawasan tersebut, pada 23 September 2019.
Wahyu Novian selaku komandan aksi nasional untuk krisis kemanusiaan Wamena kepada wartawan di sela sela pemulangan perantau Minang, mengakui dari data yang dimiliki perantau Minang yang mengungsi mencapai sekitar 1.500 orang.
Banyaknya perantau asal Sumbar yang mengungsi itu menyebabkan pihaknya menjadwalkan Jumat (4/10) akan mengevakuasi sekitar 97 orang lainnya menggunakan dua pesawat komersil.
"Untuk pengungsi dari daerah lainnya di Indonesia, juga akan segera dipulangkan karena saat ini sedang dipersiapkan bantuan kapal, seperti pengungsi dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan," kata Wahyu.
Aksi demo yang berakhir rusuh yang terjadi Senin (23/9) menyebabkan 32 orang meninggal dan 70 orang luka luka.
Selain itu ratusan rumah, ruko dan kantor pemerintah dan kendaraan roda dua serta roda empat dibakar dan dirusak pendemo. Sekitar 8.500 warga dievakuasi dari Wamena dengan menggunakan Hercules TNI-AU.
Ratusan pengungsi itu sebelumnya bermukim di Wamena dan merupakan korban kerusuhan yang terjadi di kawasan tersebut, pada 23 September 2019.
Wahyu Novian selaku komandan aksi nasional untuk krisis kemanusiaan Wamena kepada wartawan di sela sela pemulangan perantau Minang, mengakui dari data yang dimiliki perantau Minang yang mengungsi mencapai sekitar 1.500 orang.
Banyaknya perantau asal Sumbar yang mengungsi itu menyebabkan pihaknya menjadwalkan Jumat (4/10) akan mengevakuasi sekitar 97 orang lainnya menggunakan dua pesawat komersil.
"Untuk pengungsi dari daerah lainnya di Indonesia, juga akan segera dipulangkan karena saat ini sedang dipersiapkan bantuan kapal, seperti pengungsi dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan," kata Wahyu.
Aksi demo yang berakhir rusuh yang terjadi Senin (23/9) menyebabkan 32 orang meninggal dan 70 orang luka luka.
Selain itu ratusan rumah, ruko dan kantor pemerintah dan kendaraan roda dua serta roda empat dibakar dan dirusak pendemo. Sekitar 8.500 warga dievakuasi dari Wamena dengan menggunakan Hercules TNI-AU.