Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Sosial Aceh sudah mendata 15 warga Aceh yang berada di tempat-tempat pengungsian di Papua menyusul kerusuhan yang terjadi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jawawijaya, pada 23 September 2019.

Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Dinas Sosial Aceh Rohaya Hanum mengatakan bahwa menurut hasil pendataan ke-15 warga Aceh itu berada di tempat pengungsian di Jayapura dan Jayawijaya.

"Pesan Pak Kadis ke kami, Beliau sudah berjumpa dengan saudara kita warga Aceh di Papua, dan kondisi mereka sehat-sehat semua. Cukup makan dan minum serta masih bisa berkomunikasi menggunakan handpone," katanya di Banda Aceh, Jumat malam (4/10).

Ia mengatakan, sejak kerusuhan terjadi di Wamena, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah langsung memerintahkan kepada Kepala Dinas Sosial Aceh untuk mendata jumlah warga Aceh yang ada di Wamena untuk dipulangkan.

"Pagi tadi Pak Kadis sudah mendarat di Papua bahkan sudah bertemu langsung dengan 15 warga Aceh yang ada di Papua, baik yang ada di Wamena, Jayapura, dan Jayawijaya. Pemerintah Aceh dalam hal ini masih mendata warga Aceh yang masih bertahan di Wamena Papua untuk kemudian dipulangkan," katanya.

Empat warga Aceh Tenggara telah pulang dari Papua. Mereka tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar pada Jumat (4/10) pukul 17.30 WIB.

Keempat orang itu terdiri atas Priska Susilawati Sitohang bersama dua anaknya Natanael Gultom dan Nasya Gultom serta adiknya Try Sessy. Sementara suami Priska, Abner, masih bertahan di tempat pengungsian di Wamena.

Keluarga itu telah menetap tujuh tahun di Kota Wamena. "Kita lihat kondisi dulu, kalau sudah membaik kami akan kembali ke sana," kata Priska.


Pewarta : Khalis Surry
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024