Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan menggalang dana hingga Rp1,5 miliar untuk membantu korban kerusuhan Wamena dan mendukung pemulihan wilayah ibu kota Kabupaten Jayawijaya di Papua itu setelah kerusuhan pada 23 September 2019 yang merenggut lebih dari 30 jiwa dan menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah, tempat usaha, dan fasilitas umum.
Sumbangan dana senilai Rp1,5 miliar untuk mendukung upaya penanganan dampak kerusuhan Wamena tersebut dikumpulkan dari direktorat-direktorat di Kementerian Perhubungan serta perusahaan transportasi yang berada di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan.
"Kami kumpulkan dana untuk Wamena terkumpul Rp1,5 miliar. Saya bersama ikatan alumni ITS, ikatan alumni Uncen, dan Kagama (Keluarga Alumni Gadjah Mada) bersilaturahmi, bertemu di sini dengan teman-teman dari Papua secara kekeluargaan, membuat jalan pagi, dan lakukan sesuatu kegiatan bersama berjudul Kitorang Basodara," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kawasan Jalan MH Thamrin Jakarta pada hari bebas kendaraan Minggu.
Budi menyatakan bahwa kementeriannya siap memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai, logistik, atau pun jasa transportasi untuk mendukung upaya pemulihan pasca-kerusuhan Wamena.
"Kami akan bicara dengan Pak Gubernur, Pak Bupati, apa yang dibutuhkan kalau mereka butuh sesuatu, karena kami juga punya kemampuan untuk mengangkut," kata Budi.
Kementerian Perhubungan bersama dengan Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Ikatan Alumni Universitas Cendrawasih, dan Keluarga Alumni Gadjah Mada mengadakan aksi solidaritas untuk Papua bertajuk Kitorang Basodara pada Minggu.
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani dan sejumlah bupati dari Provinsi Papua dan Papua Barat, yang akan mengadakan pertemuan dengan Menteri Perhubungan.
"Ini sesuatu yang baik, diawali kegiatan yang diinisiasi ikatan alumni Kagama, ITS, dan juga Uncen pada pagi hari ini sangat baik untuk membangun kebersamaan. Ini sebuah kerja sama yang ingin dibangun untuk ke depan kita bersinergi untuk Indonesia," kata Mohamad Lakotani.
Aksi solidaritas Kitorang Basodara dimulai dengan senam bersama yang disusul dengan jalan sehat dengan iringan marching band Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan musisi dari Papua.
Sumbangan dana senilai Rp1,5 miliar untuk mendukung upaya penanganan dampak kerusuhan Wamena tersebut dikumpulkan dari direktorat-direktorat di Kementerian Perhubungan serta perusahaan transportasi yang berada di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan.
"Kami kumpulkan dana untuk Wamena terkumpul Rp1,5 miliar. Saya bersama ikatan alumni ITS, ikatan alumni Uncen, dan Kagama (Keluarga Alumni Gadjah Mada) bersilaturahmi, bertemu di sini dengan teman-teman dari Papua secara kekeluargaan, membuat jalan pagi, dan lakukan sesuatu kegiatan bersama berjudul Kitorang Basodara," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kawasan Jalan MH Thamrin Jakarta pada hari bebas kendaraan Minggu.
Budi menyatakan bahwa kementeriannya siap memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai, logistik, atau pun jasa transportasi untuk mendukung upaya pemulihan pasca-kerusuhan Wamena.
"Kami akan bicara dengan Pak Gubernur, Pak Bupati, apa yang dibutuhkan kalau mereka butuh sesuatu, karena kami juga punya kemampuan untuk mengangkut," kata Budi.
Kementerian Perhubungan bersama dengan Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Ikatan Alumni Universitas Cendrawasih, dan Keluarga Alumni Gadjah Mada mengadakan aksi solidaritas untuk Papua bertajuk Kitorang Basodara pada Minggu.
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani dan sejumlah bupati dari Provinsi Papua dan Papua Barat, yang akan mengadakan pertemuan dengan Menteri Perhubungan.
"Ini sesuatu yang baik, diawali kegiatan yang diinisiasi ikatan alumni Kagama, ITS, dan juga Uncen pada pagi hari ini sangat baik untuk membangun kebersamaan. Ini sebuah kerja sama yang ingin dibangun untuk ke depan kita bersinergi untuk Indonesia," kata Mohamad Lakotani.
Aksi solidaritas Kitorang Basodara dimulai dengan senam bersama yang disusul dengan jalan sehat dengan iringan marching band Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan musisi dari Papua.