Biak (ANTARA) - Sebanyak 60 perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah kerja Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) wilayah XIV Papua dan Papua Barat hingga tahun akademik 2019/2020 Papua masih kekurangan 700 tenaga dosen untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan mahasiswa setempat.
"Kebutuhan tenaga dosen bidang eksakta menjadi prioritas untuk pengajuan permintaan tambahan 700 tenaga dosen kepada pemerintah pusat melalui Kementerian terkait," kata Koordinator Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Papua dan Papua Barat Dr Suriel S.Mofu M.Ed, MPhil yang dihubungi di Biak, Selasa.
Ia mengakui, kekurangan tenaga dosen berbagai perguruan tinggi swasta di Papua dan Papua Barat sangat mempengaruhi kualitas proses perkuliahan mahasiswa dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia itu.
Suriel Mofu berharap, di tahun 2020 pemerintah pusat dapat menjawab kebutuhan kekurangan tenaga dosen PTS di Papua dan Papua Barat sehingga dapat mencetak lulusan sumber daya manusia Papua unggul untuk Indonesia maju.
"Jika kekurangan tenaga dosen tidak dapat terpenuhi di berbagai PTS Papua dan Papua Barat maka wilayah ini akan tidak maksimal melaksanakan proses perkuliahan mahasiswa sesuai dengan program studi bersangkutan," katanya.
Menyinggung tentang pembukaan lembaga pendidikan baru PTS di tanah Papua, menurut Suriel Mofu, hingga tahun akademik 2019/2020 masih terbuka terutama pada program pendidikan vokasi dan pendidikan kedokteran serta program pendidikan eksakta.
"Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Papua dan Papua siap memproses pengajuan pembukaan lembaga PTS namun harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat," harap mantan Rektor Universitas Papua (Unipa) Manokwari itu.
Berdasarkan data jumlah tenaga dosen yang disebarkan mengajar pada 60 lembaga PTS Papua dan Papua Barat sampai tahun 2019 mencapai 1.432 dosen.
"Kebutuhan tenaga dosen bidang eksakta menjadi prioritas untuk pengajuan permintaan tambahan 700 tenaga dosen kepada pemerintah pusat melalui Kementerian terkait," kata Koordinator Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Papua dan Papua Barat Dr Suriel S.Mofu M.Ed, MPhil yang dihubungi di Biak, Selasa.
Ia mengakui, kekurangan tenaga dosen berbagai perguruan tinggi swasta di Papua dan Papua Barat sangat mempengaruhi kualitas proses perkuliahan mahasiswa dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia itu.
Suriel Mofu berharap, di tahun 2020 pemerintah pusat dapat menjawab kebutuhan kekurangan tenaga dosen PTS di Papua dan Papua Barat sehingga dapat mencetak lulusan sumber daya manusia Papua unggul untuk Indonesia maju.
"Jika kekurangan tenaga dosen tidak dapat terpenuhi di berbagai PTS Papua dan Papua Barat maka wilayah ini akan tidak maksimal melaksanakan proses perkuliahan mahasiswa sesuai dengan program studi bersangkutan," katanya.
Menyinggung tentang pembukaan lembaga pendidikan baru PTS di tanah Papua, menurut Suriel Mofu, hingga tahun akademik 2019/2020 masih terbuka terutama pada program pendidikan vokasi dan pendidikan kedokteran serta program pendidikan eksakta.
"Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Papua dan Papua siap memproses pengajuan pembukaan lembaga PTS namun harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat," harap mantan Rektor Universitas Papua (Unipa) Manokwari itu.
Berdasarkan data jumlah tenaga dosen yang disebarkan mengajar pada 60 lembaga PTS Papua dan Papua Barat sampai tahun 2019 mencapai 1.432 dosen.