Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, menyebutkan curah hujan pada Desember 2019 di wilayah utara Provinsi Papua diprakirakan umumnya berada dalam kategori menengah sampai tinggi.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Papua, Petrus Demon Sili di Jayapura, Selasa, mengatakan, curah hujan dengan kategori menengah tersebar pada wilayah Kota Jayapura, Keerom, Jayapura bagian utara.
Selanjutnya, Sarmi bagian utara, Mamberamo Raya bagian utara, Kabupaten Nabire bagian barat, Supiori, Biak Numfor, Kepulauan Yapen bagian barat dan timur.
Sementara curah hujan dengan kategori tinggi tersebar di wilayah Paniai, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Yalimo, Tolikara, Lanny Jaya, Yahukimo, Mamberamo Tengah, dan Jayawijaya.
Kemudian, Sarmi bagian selatan, Kepulauan Yapen bagian tengah, Nabire bagian barat, Keerom bagian selatan, Jayapura bagian selatan, dan Mamberamo Raya bagian selatan.
Kategori curah hujan dengan intensitas rendah rata-rata 0-20 milimeter, 20-50 milimeter, 50-100 milimeter. Kemudian curah hujan dengan kategori menengah rata-rata 100-150 milimeter, 150-200 milimeter dan 200-300 milimeter.
Kemudian, menurut dia, curah hujan dengan kategori tinggi rata-rata 300-400 milimeter dan 400-500 milimeter. Curah hujan dengan kategori sangat tinggi lebih dari 500 milimeter.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Provinsi Papua, Petrus Demon Sili menyebutkan perlu waspadai ancaman bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi seperti angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi.
Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter curah hujan, kelembaban, temperatur, angin meteorologi.
Selanjutnya, kekeringan, Banjir, Badai, Kebakaran hutan, El Nino, La Nina, Longsor, Tornado, Angin puyuh, topan, angin puting beliung, Gelombang dingin, Gelombang panas, Angin fohn angin gending, angin brubu, angin bohorok, angin kumbang adalah beberapa contoh bencana Hidrometeorologi.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Papua, Petrus Demon Sili di Jayapura, Selasa, mengatakan, curah hujan dengan kategori menengah tersebar pada wilayah Kota Jayapura, Keerom, Jayapura bagian utara.
Selanjutnya, Sarmi bagian utara, Mamberamo Raya bagian utara, Kabupaten Nabire bagian barat, Supiori, Biak Numfor, Kepulauan Yapen bagian barat dan timur.
Sementara curah hujan dengan kategori tinggi tersebar di wilayah Paniai, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Yalimo, Tolikara, Lanny Jaya, Yahukimo, Mamberamo Tengah, dan Jayawijaya.
Kemudian, Sarmi bagian selatan, Kepulauan Yapen bagian tengah, Nabire bagian barat, Keerom bagian selatan, Jayapura bagian selatan, dan Mamberamo Raya bagian selatan.
Kategori curah hujan dengan intensitas rendah rata-rata 0-20 milimeter, 20-50 milimeter, 50-100 milimeter. Kemudian curah hujan dengan kategori menengah rata-rata 100-150 milimeter, 150-200 milimeter dan 200-300 milimeter.
Kemudian, menurut dia, curah hujan dengan kategori tinggi rata-rata 300-400 milimeter dan 400-500 milimeter. Curah hujan dengan kategori sangat tinggi lebih dari 500 milimeter.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Provinsi Papua, Petrus Demon Sili menyebutkan perlu waspadai ancaman bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi seperti angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi.
Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter curah hujan, kelembaban, temperatur, angin meteorologi.
Selanjutnya, kekeringan, Banjir, Badai, Kebakaran hutan, El Nino, La Nina, Longsor, Tornado, Angin puyuh, topan, angin puting beliung, Gelombang dingin, Gelombang panas, Angin fohn angin gending, angin brubu, angin bohorok, angin kumbang adalah beberapa contoh bencana Hidrometeorologi.