Jakarta (ANTARA) - Presien Joko Widodo menegaskan tak boleh ada kekerasan yang terjadi terhadap perempuan di mana pun.
"Saya sangat mendukung agar tidak terjadi diskriminasi kepada perempuan di mana pun, tidak ada dan tidak boleh ada kekerasan terhadap perempuan di mana pun," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, dalam pembukaan Kongres XXV Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Selasa.
Acara tersebut dihadiri juga oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Gusti Ayu Bintang Darmavati, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan sekitar 350 orang anggota Kowani.
"Tidak ada pembatasan kaum perempuan untuk berkarya dalam mengembangkan bakat dan kreativitasnya serta untuk berkembang untuk maju," ujar Presiden.
Menurut Presiden, peran ibu dan perempuan memajukan bangsa di berbagai lapangan pengabdian sangat terbuka lebar.
"Sejarah mencatat, banyak perempuan hebat memiliki catatan prestasi yang membanggakan bangsa dan tak terhitung jumlahnya kaum perempuan yang bergerak memajukan pendidikan, kesehatan, supresmasi hukum, lingkungan hidup, HAM, kesejahteraan rakyat dan bidang-bidang lainnya karena pentingnya peran yang diemban ibu bangsa tersebut," ungkap Presiden.
Namun, saat ini perempuan dan ibu juga bersaing dengan Youtube, WhatsApp, Twitter, Facebook dalam penyebaran informasi.
"Negara tidak bisa mencegah dan menyaring hal-hal yang tidak baik yang masuk dari media sosial. Kita dihadapkan kepada ketatnya persaingan global, persaingan kompetisi antarnegara yang tidak mudah, perubahan yang cepat yang sangat dinamis," ujar Presiden.
Presiden menjelaskan bila hari ini seseorang belajar hal baru, besok sudah berganti lagi.
"Hal-hal yang perlu kita waspadai bersama, kita bangsa Indonesia, anak-anak kita sekarang betul-betul menghadapi sengitnya kompetisi global dan pada titik inilah kita bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia," tambah Presiden.
Nasib Indonesia ditentukan anak-anak muda yang punya talenta dan berjiwa patriot.
"Itu sebabnya 5 tahun ke depan ingin pembangunan SDM sebagai prioritas utama dalam pembangunan. Saya mengajak para ibu bangsa ikut serta dalam pembangunan SDM Indonesia yang unggul. Kita ingin SDM kita memiliki budi pekerti yang luhur, budi pekerti baik, iptek yang baik, dan juga toleransi yang baik," ucap Presiden menegaskan.
"Saya sangat mendukung agar tidak terjadi diskriminasi kepada perempuan di mana pun, tidak ada dan tidak boleh ada kekerasan terhadap perempuan di mana pun," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, dalam pembukaan Kongres XXV Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Selasa.
Acara tersebut dihadiri juga oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Gusti Ayu Bintang Darmavati, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan sekitar 350 orang anggota Kowani.
"Tidak ada pembatasan kaum perempuan untuk berkarya dalam mengembangkan bakat dan kreativitasnya serta untuk berkembang untuk maju," ujar Presiden.
Menurut Presiden, peran ibu dan perempuan memajukan bangsa di berbagai lapangan pengabdian sangat terbuka lebar.
"Sejarah mencatat, banyak perempuan hebat memiliki catatan prestasi yang membanggakan bangsa dan tak terhitung jumlahnya kaum perempuan yang bergerak memajukan pendidikan, kesehatan, supresmasi hukum, lingkungan hidup, HAM, kesejahteraan rakyat dan bidang-bidang lainnya karena pentingnya peran yang diemban ibu bangsa tersebut," ungkap Presiden.
Namun, saat ini perempuan dan ibu juga bersaing dengan Youtube, WhatsApp, Twitter, Facebook dalam penyebaran informasi.
"Negara tidak bisa mencegah dan menyaring hal-hal yang tidak baik yang masuk dari media sosial. Kita dihadapkan kepada ketatnya persaingan global, persaingan kompetisi antarnegara yang tidak mudah, perubahan yang cepat yang sangat dinamis," ujar Presiden.
Presiden menjelaskan bila hari ini seseorang belajar hal baru, besok sudah berganti lagi.
"Hal-hal yang perlu kita waspadai bersama, kita bangsa Indonesia, anak-anak kita sekarang betul-betul menghadapi sengitnya kompetisi global dan pada titik inilah kita bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia," tambah Presiden.
Nasib Indonesia ditentukan anak-anak muda yang punya talenta dan berjiwa patriot.
"Itu sebabnya 5 tahun ke depan ingin pembangunan SDM sebagai prioritas utama dalam pembangunan. Saya mengajak para ibu bangsa ikut serta dalam pembangunan SDM Indonesia yang unggul. Kita ingin SDM kita memiliki budi pekerti yang luhur, budi pekerti baik, iptek yang baik, dan juga toleransi yang baik," ucap Presiden menegaskan.