Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian membangun koneksi jaringan dan informasi terkait data pertanian seluruh Indonesia melalui Agriculture War Room (AWR).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat mengunjungi AWR Balitbangtan di Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor, Kamis mengatakan model percontohan ini AWR ini nantinya akan dibangun di seluruh wilayah Indonesia, sebagai komitmennya membangun pertanian modern berbasis IT yang kuat.
"AWR adalah strategi baru Kementan untuk membangun pertanian kita melalui pendekatan digital dan sekaligus membawa kita ke Pertanian 4.0," kata Menteri Syahrul melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurut Syahrul, AWR akan menjadi pusat pembangunan pertanian yang secara langsung akan dipantau dan dikendalikan bersama tim. Nantinya, AWR terkoneksi dengan Agriculture Operational Room (AOR) yang tersebar di semua wilayah Indonesia, dari tingkat provinsi hingga kecamatan.
Ia menjelaskan bahwa setiap war room di daerah akan memiliki kamera CCTV, sehingga ia bisa memantau langsung kegiatan di lapangan.
Balitbangtan selaku penanggung jawab desain AWR telah menyiapkan model percontohannya. Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menjelaskan semua war room dari pusat hingga daerah nanti harus dipastikan terkoneksi dengan baik.
Dengan terkoneksinya war room di seluruh wilayah, Fadjry mengatakan pemerintah pusat akan lebih mudah memantau kegiatan pembangunan pertanian di daerah. Untuk mempermudah pemantauan, setiap war room di daerah akan dipasang kamera yang dilengkapi teknologi pencitraan.
"Dengan kamera pencitraan berkualitas tinggi, kita bisa mengetahui berapa luas tanah. Kita juga bisa memprediksi pupuk yang dibutuhkan dan luas tanam. Akurasinya cukup bagus dan kita bisa memantau menit per menit," kata Fadjry.
Konsep War Room ini juga terintegrasi dengan program Konstra Tani. Program tersebut merupakan kependekan dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian, yang juga merupakan program dari Mentan Syahrul.
Konstra Tani sebagai pasukan khusus di tingkat kecamatan terdiri dari penyuluh-penyuluh, yakni di tingkat kecamatan akan berbentuk Konstra Tani, di Kabupaten Konstra Daerah dan di Provinsi berupa Konstra Wilayah dan di Pusat bernama Konstra Nasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebutkan saat ini pihaknya sudah mulai menggerakkan Konstra Tani yang tersebar di 34 provinsi Indonesia.
"Tahun 2019 ini, kita menggarap 534 Konstra Tani, terdiri dari 34 Konstra Wilayah, 100 Konstra Daerah, dan 400 Konstra Tani di tingkat kecamatan. Saat ini prosesnya sedang berjalan," ujar Dedi.
Sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Syahrul, semua war room di semua wilayah sudah harus tersambung dengan AWR yang bertempat di kantor pusat Kementan pada akhir Januari 2020 mendatang.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat mengunjungi AWR Balitbangtan di Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor, Kamis mengatakan model percontohan ini AWR ini nantinya akan dibangun di seluruh wilayah Indonesia, sebagai komitmennya membangun pertanian modern berbasis IT yang kuat.
"AWR adalah strategi baru Kementan untuk membangun pertanian kita melalui pendekatan digital dan sekaligus membawa kita ke Pertanian 4.0," kata Menteri Syahrul melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurut Syahrul, AWR akan menjadi pusat pembangunan pertanian yang secara langsung akan dipantau dan dikendalikan bersama tim. Nantinya, AWR terkoneksi dengan Agriculture Operational Room (AOR) yang tersebar di semua wilayah Indonesia, dari tingkat provinsi hingga kecamatan.
Ia menjelaskan bahwa setiap war room di daerah akan memiliki kamera CCTV, sehingga ia bisa memantau langsung kegiatan di lapangan.
Balitbangtan selaku penanggung jawab desain AWR telah menyiapkan model percontohannya. Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menjelaskan semua war room dari pusat hingga daerah nanti harus dipastikan terkoneksi dengan baik.
Dengan terkoneksinya war room di seluruh wilayah, Fadjry mengatakan pemerintah pusat akan lebih mudah memantau kegiatan pembangunan pertanian di daerah. Untuk mempermudah pemantauan, setiap war room di daerah akan dipasang kamera yang dilengkapi teknologi pencitraan.
"Dengan kamera pencitraan berkualitas tinggi, kita bisa mengetahui berapa luas tanah. Kita juga bisa memprediksi pupuk yang dibutuhkan dan luas tanam. Akurasinya cukup bagus dan kita bisa memantau menit per menit," kata Fadjry.
Konsep War Room ini juga terintegrasi dengan program Konstra Tani. Program tersebut merupakan kependekan dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian, yang juga merupakan program dari Mentan Syahrul.
Konstra Tani sebagai pasukan khusus di tingkat kecamatan terdiri dari penyuluh-penyuluh, yakni di tingkat kecamatan akan berbentuk Konstra Tani, di Kabupaten Konstra Daerah dan di Provinsi berupa Konstra Wilayah dan di Pusat bernama Konstra Nasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebutkan saat ini pihaknya sudah mulai menggerakkan Konstra Tani yang tersebar di 34 provinsi Indonesia.
"Tahun 2019 ini, kita menggarap 534 Konstra Tani, terdiri dari 34 Konstra Wilayah, 100 Konstra Daerah, dan 400 Konstra Tani di tingkat kecamatan. Saat ini prosesnya sedang berjalan," ujar Dedi.
Sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Syahrul, semua war room di semua wilayah sudah harus tersambung dengan AWR yang bertempat di kantor pusat Kementan pada akhir Januari 2020 mendatang.