Timika (ANTARA) - Jajaran Kepolisian Resor Mimika, Papua berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap Sumarna, pekerja olahan kayu asal Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat, yang terjadi di kawasan hutan Kilometer 7 Jalan Trans Timika-Paniai pada Kamis (21/11).

Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata di Timika, Kamis, mengatakan jajarannya masih terus melakukan penyelidikan kasus tersebut, meskipun alat bukti untuk pengungkapan pelakunya sangat terbatas.

"Tetap kami lakukan penyelidikan. Sejauhmana perkembangan penyelidikan kasus itu akan kami sampaikan, mudah-mudahan hasilnya bisa maksimal," kata AKBP Era Adhinata.

Kapolres mengakui jajarannya mengalami kesulitan untuk mengungkap kasus pembunuhan almarhum Sumarna tersebut mengingat tidak ada saksi mata yang melihat langsung peristiwa tersebut.

Korban dibunuh oleh orang tak dikenal saat sedang bekerja mengangkut kayu olahan dari dalam hutan ke pinggir jalan raya Trans Timika-Paniai pada Kamis (21/11 siang sekitar pukul 13.30 WIT.

"Jenazah korban ditemukan dalam posisi tertelungkup di sebuah kali kering dengan luka-luka di bagian mulut, kepala bagian belakang, pinggang, jari tangan akibat sabetan benda tajam. Dengan melihat luka-luka pada tubuh korban, dimungkinkan pelakunya berjumlah lebih dari satu orang," kata Kapolsek Kuala Kencana, Iptu Hari Katang beberapa waktu lalu.

Adapun sepeda motor rakitan milik korban yang digunakan untuk menarik kayu olahan ditemukan di dekat posisi korban meninggal dunia. Barang-barang pribadi milik korban seperti sepatu, pakaian dan lain-lain tidak ada yang hilang.

Rohmat selaku kerabat dekat korban menuturkan bahwa almarhum Sumarna baru satu bulan tiba kembali di Timika setelah sebelumnya pulang kampung ke daerah Angsana, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

"Almarhum ini sebetulnya sudah cukup lama di Timika. Dia sudah empat kali ke Timika. Tapi beberapa waktu lalu dia pulang ke Pandeglang dan baru tiba kembali di Timika satu bulan lalu. Dia tinggal bersama saya di SP7. Isteri dan anaknya ada di Pandeglang," tutur Rohmat.

Lokasi korban dibunuh sekitar 150 meter dari ruas Jalan Trans Timika-Paniai.

Saat itu korban baru saja mengantar kayu olahan ke pinggir jalan dengan menggunakan motor rakitan melalui jalan rel terbuat dari papan dari dalam kamp tempat sensor kayu.

"Kami punya dua kamp. Satu kamp di dekat jalan sekitar 100 meter. Lalu kamp satu lagi di dalam hutan sekitar 500-600 meter dari kamp pertama. Setelah korban menyimpan kayu di luar, dia masuk kembali. Di situlah dia dibunuh, kemungkinan besar dia dibacok dari arah belakang," jelas Rohmat.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024