Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengakui dua prajurit TNI terluka parah saat kontak tembak antara aparat keamanan TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di sekitar Kampung Kolapa dan Kampung Wabui, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Selasa (17/12/2019) sekitar pukul 15.00 WIT.
Kedua prajurit TNI yang terluka parah itu yakni Lettu Inf Reski Sidabutar dan Serda Rizky.
"Memang ada kontak senjata antara aparat keamanan dengan KKB, Selasa (17/12) sekitar pukul 15.30 WIT yang menyebabkan dua orang (prajurit TNI) terluka parah," ujar Irjen Waterpauw ketika dikonfirmasi Antara dari Jayapura, Selasa malam.
“Belum diketahui apakah korban meninggal atau tidak,” sambung Waterpauw.
Ia menambahkan, anggota TNI yang terluka parah itu tergabung dalam satgas penegakan hukum.
Ketika ditanya kelompok KKB yang melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan, Irjen Pol Waterpauw mengaku belum dapat memastikan karena ada beberapa kelompok yang dilaporkan berada di sekitar wilayah Kabupaten Intan Jaya.
“Beberapa kelompok KKB dilaporkan berada di wilayah Intan Jaya dan berupaya turun ke areal PT Freeport, namun belum bisa dipastikan kelompok mana yang kontak dengan tim satgas penegakan hukum,” ujarnya.
Kedua prajurit TNI yang terluka parah itu yakni Lettu Inf Reski Sidabutar dan Serda Rizky.
"Memang ada kontak senjata antara aparat keamanan dengan KKB, Selasa (17/12) sekitar pukul 15.30 WIT yang menyebabkan dua orang (prajurit TNI) terluka parah," ujar Irjen Waterpauw ketika dikonfirmasi Antara dari Jayapura, Selasa malam.
“Belum diketahui apakah korban meninggal atau tidak,” sambung Waterpauw.
Ia menambahkan, anggota TNI yang terluka parah itu tergabung dalam satgas penegakan hukum.
Ketika ditanya kelompok KKB yang melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan, Irjen Pol Waterpauw mengaku belum dapat memastikan karena ada beberapa kelompok yang dilaporkan berada di sekitar wilayah Kabupaten Intan Jaya.
“Beberapa kelompok KKB dilaporkan berada di wilayah Intan Jaya dan berupaya turun ke areal PT Freeport, namun belum bisa dipastikan kelompok mana yang kontak dengan tim satgas penegakan hukum,” ujarnya.